Jakarta, Ruangpers.com – Pandemi Covid-19 belum menunjukan tanda-tanda penurunan. Meski vaksinasi telah digalakkan, angka infeksi global justru masih cenderung mengalami kenaikan.
Dalam update terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah infeksi baru di dunia pada pekan-pekan terakhir menembus angka 15 juta per minggu.
Hal tersebut didorong munculnya varian Omicron. Bahkan, strain yang pertama terdeteksi di Afrika Selatan (Afsel) dan Bostwana itu, sudah menggantikan Delta.
“Banyaknya kasus membebani sistem perawatan kesehatan,” kata Pimpinan Teknis WHO untuk Covid-19 Maria Van Kerkhove, dalam konferensi pers terbaru Rabu (12/1/2021).
“Meskipun Omicron tidak separah Delta, ini masih menempatkan orang di rumah sakit, masih membuat orang ke ICU dan membutuhkan perawatan klinis lanjutan. Ia (Omicron) masih membunuh orang.”
Secara geografis, lonjakan kasus terjadi di Amerika Utara dan Eropa. Amerika Serikat (AS) misalnya, mencatat penambahan 4,6 juta kasus Covid-19 baru hanya dalam waktu seminggu atau meningkat 73% dari sebelumnya.
Kenaikan di AS juga melebihi rata-rata global di rentang waktu yang sama, 55%. AS juga mencatat rekor kasus rawat inap, dengan 1,5 juta pasien baru.
“Kami melihat Delta kalah bersaing dengan Omicron di banyak populasi,” kata Van Kerkhove lagi.
“Meski kasus delta juga memuncak dalam beberapa bulan, Delta tidak mengambil alih dunia secepat kasus dan setinggi Omicron. Ini di luar grafik.”
Mengacu data 30 hari WHO, ada 357.000 atau sekitar 59% kasus adalah Omicron.
Ini, mungkin belum menunjukkan data di lapangan sepenuhnya karena penundaan pelaporan dan batas pengurutan di beberapa negara.
Meski demikian, ia yakin Omicron masih bisa dikendalikan. Asal, warga mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan penyebaran termasuk vaksinasi.
“Tidak ada keniscayaan tentang virus ini dan bagaimana penyebarannya,” katanya meyakini varian baru akan terus muncul.
“Virus ini sedang dalam perjalanan untuk menjadi endemik.”
Sementara itu, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan rawat inap memang tak setinggi gelombang sebelumnya, yang dipicu Delta. Namun tingkat kematian masih sangat tinggi, dengan rata-rata sekitar 48 ribu per minggu.
Mengutip bank data Our World in Data, dunia telah menemukan 324 juta kasus infeksi Covid-19 sejak virus itu pertama kali diidentifikasi di kota Wuhan, China. Dari jumlah itu, 5,53 juta kasus berakhir dengan kematian.
Sumber : cnbcindonesia.com