Medan, Ruangpers.com – Konyol alasan orangtua dari R (15) bocah laki-laki viral kakinya dirantai.
Kondisi R begitu memprihatinkan akibat ulah orangtuanya sendiri.
Tubuhnya terlihat sangat kurus dengan kaki dirantai.
Orangtua R mengaku anaknya itu sering menghabiskan makanan.
Sampai-sampai, kata orangtua R, jatah makanan mereka turut dihabiskan.
Bahkan dikatakan ibu tiri R, anak sambungnya tersebut yang minta kakinya diikat.
Diketahui, R viral setelah sebuah video diunggah di media sosial memperlihatkan dirinya berada di jalanan.
Mirisnya kondisi R kala itu, tubuhnya kurus kering, kakinya diikat, sambil meminta diberikan makanan kepada perekam video.
R rupanya sudah berhari-hari tak diberikan makanan oleh ayah kandung dan ibu tirinya di rumah.
Video tersebut kemudian viral hingga menuai kecaman dari warganet.
Polisi pun turun tangan memeriksa lebih lanjut terkait perilaku yang didapatkan R di rumah.
Kapolres Metro Bekasi Kombes Polisi Hengki mengatakan bocah tersebut tinggal di Jatikramat, Jatiasih, Kota Bekasi.
Hengki mendapatkan kabar bocah laki-laki diikat menggunakan rantai sejak Selasa, 19 Juli 2022.
Bhabinkamtibmas, bersama pihak kelurahan dan Babinsa TNI langsung mendatangi kediaman korban.
“Kami sebelumnya sudah mendapatkan informasi dari masyarakat,”
“Adanya anak yang kondisinya kurang baik dan kakinya dirantai oleh orang tuanya,” jelas dia.
Saat itu juga, polisi langsung membawa bocah tersebut ke RSUD Kota Bekasi untuk mendapatkan perawatan medis.
“Bersama Dinsos, DP3A Kota Bekasi, kami sepakat untuk sementara ananda berinisial R ini kami titipkan ke panti asuhan,” jelasnya.
R berkata ayahnya suka nonjok
Hengki mengaku sempat berbincang dengan R usai mengajaknya makan.
Saat berbincang dengan Kapolres, R menilai polisi telah bersikap baik tidak seperti bapaknya yang kerap memukul.
“Bapak (kapolres) tidak seperti ayahnya suka nonjok,” kata R sambil diterjemahkan seorang wanita yang mendampinginya.
Terkait hal itu, Hengki mengatakan saat ini masih melakukan penyelidikan terhadap orangtua R.
Ayah R berinisial P bekerja sebagai pengemudi, sedangkan ibunya, A bekerja sebagai guru di Sekolah Luar Biasa (SLB) di Pondok Gede, Kota Bekasi.
“P dan A selaku orangtua sedang dilakukan pemeriksaan oleh Satreskrim,”
“Barang bukti rantai tali terkait motif akan diperiksa lebih lanjut,” kata Hengki.
“Perlu diketahui, P ayahnya merupakan ayah kandung, sedangkan ibunya berinisial A merupakan ibu sambung (tiri),” sambungnya.
Di rumah Jatikramat, R tinggal dengan orangtuanya serta nenek yang usianya sudah sepuh.
Kondisi fisik R memang terlihat kurus, polisi mendalami dugaan penelantaran yang dilakukan orangtua.
Pengakuan konyol orangtua
Orangtua menyebut R suka menghabiskan makanan.
Hal itu pula yang menjadi alasan orangtua tega mengikat anaknya itu menggunakan rantai.
“Tadi saya sempat ngobrol dengan orangtua katanya mereka bilang,”
“Anak ini sering menghabiskan makanan, itu yang pertama,” Keterangan ini disampaikan Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Bekasi Raya Frans Sondang Sitorus.
Selain itu, orangtua mengaku R kerap mengambil jatah makanan miliknya dan khawatir makanan tetangga.
“Karena jatah orangtua diambil begitu,”
“Bahkan tadi ada laporan takutnya mengambil makanan tetangga jadi mereka (orangtua) mengikat,” tambahnya.
Namun, keterangan ini menurut Frans tidak mendasar.
Terlebih pengakuan ibunya yang menyebut R sendiri yang minta diikat.
“Ini sebenarnya jawaban yang tidak mungkin,”
“Mereka bahkan ibunya yang mengatakan bahwa anak ini yang diminta diikat sendiri, ya kan nggak mungkin anak minta dirantai,” jelas dia.
Menurut Frans, alasan yang diutarakan orangtua R hanya pembelaan mereka saja.
Proses penyelidikan pihak kepolisian masih dilakukan untuk membuktikan kasus ini.
“Kami komitmen fokus kepada kebaikan anak,”
“Jadi jika orangtua melakukan pelanggaran, melakukan kekerasan terhadap anak jelas dalam undang-undang harus di hukum,” tegasnya.
Sumber : tribunnews.com