Simalungun, Ruangpers.com – Sebagian besar wilayah desa di Sumatera Utara (Sumut) yang berdampingan dengan kawasan perkebunan masih berada dalam taraf hidup yang belum ideal.
Hal itu disampaikan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Utara dari Fraksi Partai Gerindra, Gusmiyadi, dalam sambutannya pada perayaan tahun baru Islam 1444 H, di Nagori Bukit Rejo, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun.
Menurut Gusmiyadi, banyak faktor yang mempengaruhi keadaan masyarakat desa yang hidup berdampingan dengan kawasan perkebunan kehidupannya masih sulit secara ekonomi.
Ia kemudian menyinggung rencana konversi lahan yang belakangan menjadi polemik.
“Saya melihat itu bukan soal konversi saja, ini terlebih masalah kepercayaan masyarakat sekitar perkebunan dimana setelah perkebunan teh berubah sawit, ada masalah dikemudian hari,” ujarnya.

Di sisi lain, Gusmiyadi juga turut menyampaikan kritik dan saran kepada masyarakat untuk mendayagunakan segala potensi diri sendiri, terlebih potensi desa yang dapat menjadi sarana kemajuan bersama.
“Bantuan yang diberikan pemerintah bukanlah satu-satunya sarana, dan bantuan itu juga kurang efektif disaat kita tidak dapat merawat atau menggunakannya dengan baik,” pungkasnya.
Menurutnya, ada kondisi sosial yang mengkhawatirkan saat ini, dimana telah berkurangnya generasi petani muda di desa, disebabkan tingginya minat pemuda desa untuk urbanisasi.
Baca Juga : Perayaan Tahun Baru Islam 1444 Hijriah di Nagori Bukit Rejo Berlangsung Khidmat
“Kita melihat banyaknya pemuda yang ke kota, padahal ada potensi yang ada di desa, mari kita gotong royong bersama dengan melihat adakah potensi desa kita yang bisa kita kembangkan bersama,” katanya.
Diakhir sambutannya, Gusmiyadi berharap Nagori Bukit Rejo dapat menjadi salah satu desa di Kabupaten Simalungun yang menjadi pusat pendidikan Islam.
(pranoto)