Medan, Ruangpers.com – Di suku Batak Toba ada tradisi bernama Gondang Naposo, kegiatan ini bertujuan untuk membantu para muda-mudi yang jomblo untuk menemukan jodoh. Tidak jarang tradisi ini disebut dengan “Take Me Out” versi suku Batak.
Dilansir dari jurnal karya Rafael Salas Sinaga dari Universitas Negeri Medan (Unimed), Gondang Naposo adalah pesta muda-mudi Batak Toba yang merupakan sarana untuk membina hubungan antara generasi muda. Sehingga, Gondang Naposo ini menjadi pesta yang ditunggu-tunggu muda-mudi Batak.
Pada acara ini para muda-mudid dari berbagai desa akan diundang dalam acara agar bisa berkenalan satu dengan yang lain. Adapun Festival Gondang Naposo ini digelar setiap tahun dalam event tertentu, terutama yang mempromosikan sisi adat kebudayaan.
Alasan Gondang Naposo disebut ‘Take Me Out Versi’ Batak
Dilansir dari laman resmi Indonesia, Gondang Naposo ini merupakan perjumpaan kreatif yang seperti meniru acara di televisi dalam pencarian jodoh yakni acara ‘Take Me Out’. Namun ajang ini dikemas dengan kebudayaan dan adat.
Bahkan dalam acara ini, para pengunjung juga akan berperan aktif tanpa ada yang tereliminasi. Festival budaya ini pun menyajikan berbagai kearifan lokal Batak seperti tari tortor, pakaian hingga nyanyian.
Melalui ajang budaya ini juga, akan terjadi pertemuan dua sejoli diyakini akan menghadirkan cinta. Orang-orang muda akan saling berkenalan, saling menjajaki, sembari membincangkan budaya.
Dengan begitu, Festival Gondang Naposo ini menjembatani pertemuan dan tatap mata generasi muda. Tidak hanya itu, pesta adat ini juga didasarkan untuk mendongkrak citra pariwisata Samosir.
Sejarah Gondang Naposo
Berdasarkan sejarahnya, tradisi Gondang Naposo sudah turun-temurun dilakukan masyarakat suku Batak. Karena memiliki makna kuat bagi para orang tua yang menginginkan anaknya cepat mendapatkan jodoh.
Tradisi ini pun bisa juga bermakna sebagai keberlangsungan marganya. Mengingat marga sangat penting bagi Suku Batak.
Oleh karena itu, para orang tua dan pemangku adat pun mengadakan tonggo raja (rapat). Mereka mempersiapkan acara pengumpulan muda-mudi (Naposobulung) dari berbagai penjuru.
Gondang Naposo ini pun menjadi tradisi yang sangat dekat dengan tari Tortor. Karena dalam tariannya, mereka akan bisa sambil saling berkenalan, tegur sapa, berbalas pantun dan saling menyanjung.
Diketahui, Gondang Naposo ini pun ampuh dalam pencarian jodoh. Karena biasanya, para pasangan pemuda yang bertemu jodohnya yang cocok akan melangkah ke jenjang yang lebih serius (pernikahan).
Perkembangan Tradisi Gondang Naposo
Dalam perkembangannya, tradisi Gondang Naposo sudah jarang dijumpai pada masa sekarang ini khususnya di daerah perantauan. Namun, berbeda dengan Asahan
Seperti yang dikutip dari jurnal karya Rafael Salas Sinaga dari Unimed, Tradisi Gondang Naposo masih tetap digelar di daerah perantauan etnis Batak, tepatnya di desa Rawang Pasar VI Kecamatan Rawang Panca Arga ini.
Meskipun wilayah Asahan, masyarakatnya didominasi oleh etnis Melayu. Bahkan dilansir dari laman resmi Kabupaten Samosir, telah digelar Festival Gondang Naposo tahun lalu pada Sabtu, 16 April 2022.
Dengan mengangkat Tema “Ho Do Na Hupillit”. Festival ini menjadi event yang paling unik, karena event ini adalah ajang mencari jodoh melalui tarian tortor (Take Me Out Batak Version) yang sudah dikenal dalam budaya Batak sejak jaman dahulu.
Demikian mengenai Tradisi Gondang Naposo, tradisi unik mencari jodoh Orang Suku Batak. Bahkan sering disebut dengan “Take Me Out” versi Suku Batak. Unik bukan?
Sumber : detik.com