Medan, Ruangpers.com – Kapal Pinisi yang biasa berlayar di lautan kini telah ada di Danau Toba. Kehadiran kapal megah ini memancing perhatian wisatawan.
Akun TikTok @Adi.Putra26 menampilkan video kapal pinisi berlayar di Danau Toba.
“Kapal Pinisi pertama di Danau Toba dan Sumatera Utara”
Lantas apakah kapal pinisi telah berlayar di Danau Toba?
Perahu Pinisi sudah tiba dan berlayar di Danau Toba.
Kapal pinisi ini dirakit oleh arsitektur dari Sulawesi. Bahan dasar kapal pinisi yakni Kayu Ingul, kayu endemik Danau Toba.
Kehadiran kapal pinisi di Danau Toba menjadi daya tarik baru untuk menikmati panorama Caldera Danau Toba.
Perahu ini memiliki 4 unit kabin kamar setara Kamar Hotel Bintang lima, dan akan dapat digunakan menginap di atas Danau Toba.
Sementara untuk publish rate cabin atau kamar dalam kapal pinisi ini akan diperuntukkan untuk publik dan dalam waktu dekat.
Dikutip dari Media RadioDel, perwakilan Adhya Group, Petrus Loo, mengatakan keberadaan kapal pinisi ini akan menjadi landmark dan daya tarik bagi pariwisata di Danau Toba. “Wisatawan akan merasakan pengalaman berbeda saat ber-pinisi di danau,” ungkapnya ekslusif kepada Del FM (29/5/2023).
Menurut Petrus, para wisatawan bisa merasakan sensasi berlayar dengan kapal pinisi di perairan yang tidak berombak.
Tidak ketinggalan dengan suguhan panorama Danau Toba yang keindahannya tiada tara.
Kapal pinisi di Danau Toba mempunyai ukuran panjang 42 meter dan lebar 8 meter.
Kata Petrus, pengerjaan kapal tersebut mencapai kurun waktu tiga tahun dan kini statusnya sudah tahap penurunan di Danau Toba.
Dari segi fasilitas, kapal pinisi pertama di Danau Toba ini memiliki fasilitas bintang lima.
Mulai dari ship size 42x 7 meter, 1 restaurant & lounge, paddle board, 1 rooftop bar, chiller, entertainment, coffee maker, phinisi moksha pradana, dan 8 room (2 master bedroom, 4 deluxe room, 2 superior room).
Bahkan, untuk tim dan crew kapal yang bertugas adalah orang-orang bugis asli. Jadi menurut Petrus, pihaknya akan membuat kolaborasi dua budaya yaitu budaya bugis dan budaya adat Batak.
“Sebagaimana kita tahu bahwa kapal pinisi adalah salah satu produk yang berasal dari bugis. Dimana kami ingin mengkolaborasikan 2 budaya yaitu budaya bugis dan budaya adat Batak,” pungkasnya.
Rute Kapal Pinisi di Danau Toba
Petrus Loo menargetkan wisatawan lokal hingga mancanegara tertarik mencoba kapal ini. Meski demikian, hingga berita ini rilis, pihaknya masih membuat standar harga yang cocok.
“Pinisi ini adalah sesuatu hal yang baru di Danau Toba dan ini berbeda halnya dengan di Labuan Bajo atau di Sorong Papua. Tapi untuk harga, pinisi sudah dibuatkan standarnya dan sudah ada konsorsiumnya. Harapannya ini bisa berlaku juga di Danau Toba,” jelasnya.
Dengan Pinisi ini, wisatawan bisa mengunjungi 11 destinasi wisata.
Mulai dari Parapat, Pantai Agadon, Pantai Sigapiton, Air Terjun Situmurun, Balige, Pondok Berata Dapdap, Pakkodian, Desa Meat, Bakara, Bukit Holbung, Si Bea bea.
“Sebelas lokasi itu bisa kita kelilingi dengan estimasi trip selama 3 hari 2 malam,” terangnya.
Petrus sangat berharap kapal pinisi ini bisa beroperasi dengan maksimal. Ia membeberkan kalau proses pengadaan kapal ini tidak mudah.
Kendala terbesarnya adalah pencarian untuk lokasi membangun kapal. Belum lagi pencarian bahan baku kayu yang sudah tersertifikasi dan memang lulus uji test ketahanan di air danau.
“Akan tetapi semua hal tersebut sudah kami lewati dan kami cukup senang dengan proses pembangunan pinisi sampai saat ini,” tuturnya.
Jika tidak ada aral melintang, kapal pinisi akan siap berlayar pada akhir tahun 2023.
Sumber : tribunnews.com