Deli Serdang, Ruangpers.com – Misteri aspal magnet di Deli Serdang berhasil ‘menarik’ perhatian warga untuk membuktikannya. Ada yang mencoba menjajal kendaraan hingga botol minuman.
Tim detikSumut pun mendatangi area yang dikenal dengan bukit magnet tersebut. Lokasinya terletak di Desa Suka Makmur, Kecamatan Kutalimbaru, Deli Serdang. Dari Kota Medan, detikers dapat menempuh selama 1,5 jam.
Area medan magnet ini berada agak jauh dari pemukiman warga. Lokasinya pun tak jauh dari area camping di atas perbukitan.
Tim detikSumut mencoba menjajal menggunakan sepeda motor dengan mematikan mesin. Ajaib, kendaraan tim detikSumut perlahan naik ke atas tanjakan tanpa padahal motor dalam kondisi mati. Roda kendaraan bergerak sejauh 10 meter ke arah tanjakan.
Menariknya, di beberapa titik kecepatan motor akan semakin tinggi. Tim kemudian mengerem saat sudah cukup jauh dari titik tanda medan magnet.
Tak hanya tim detikSumut, sekitar pukul 14.30 WIB, ada belasan kendaraan baik sepeda motor maupun mobil beramai-ramai mencoba membuktikannya.
Salah seorang warga Medan, Boy, mengaku ramai-ramai datang bersama keluarganya untuk menjajal aspal di bukit magnet tersebut dengan menggunakan mobil.
“Apabila kita parkir di sini, posisi persneling kita netralkan dan ruas rem tangan kita turunkan, mobil akan berjalan dengan sendirinya,” ungkap Boy sambil menjajal aspal tersebut.
“Sangat terasa sekali, walau menanjak tapi dia (aspal) menarik mobil ini ke belakang,” ujarnya.
Boy menyebutkan dirinya sudah beberapa kali melintasi area ini sebagai jalan pintas menuju Kota Berastagi. Namun, dirinya baru sadar sejak viral belakangan ini.
“Sebenarnya saya sudah tiga kali lewat di sini, tiap melintas di jalan ini dan terasa baru yang terakhir ini setelah viral kalau ada magnetnya. Biasanya saya hanya lewat-lewat saja,” ujarnya.
Sementara itu, beberapa pengendara motor tampak begitu antusias begitu kendaraan miliknya jalan perlahan ke atas tanjakan.
“Woy, kendaraannya jalan sendiri woy! Ajaib woy ada magnetnya,” teriak seorang warga saat kendaraannya melaju tanpa mesin.
Area medan magnet semakin ramai jelang petang. Selain menjajal menggunakan kendaraan, ternyata beberapa pengunjung yang juga melakukan uji coba dengan menggunakan botol minuman plastik.
Saat botol air mineral plastik tersebut diletakkan, perlahan botol tersebut bergerak menuju tanjakan. Padahal, botol tersebut tak memiliki kandungan besi atau apapun di kemasannya.
Area medan magnet di Desa Suka Makmur ini mendadak jadi lokasi hidden gem yang viral. Bahkan, banyak pengendara yang datang untuk membuat konten di lokasi tersebut.
Ada 32 Titik Magnet
Aspal yang diduga memiliki kandungan magnet di Desa Suka Makmur ini menjadi fenomena unik. Bahkan, ada yang mengaitkannya ke hal-hal gaib.
Terkait hal ini, Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Deli Serdang Agus Riyanto menyebutkan pihaknya sudah menurunkan tim untuk melakukan pengujian dan pengukuran.
Agus menyebutkan memang terjadi anomali di area tersebut. Pihaknya kemudian memonitor area tersebut dari viralnya jalan tersebut di tengah masyarakat.
“Ya jadi kemarin sudah sempat kita buktikan sendiri ya. Jadi kita lihat itu merupakan fenomena alam yang unik lah, menarik. Jadi, karena ada viral di masyarakat dan BMKG sebagai institusi resmi yang juga memonitor fenomena alam. Terkait anomali magnet bumi itu langsung menuju lokasi pada saat itu, bulan Agustus kalau nggak salah. Kita datang ke sana dengan tim membawa alat proton magnetometer,” jelas Agus kepada detikSumut.
Dari pengukuran tersebut, Agus menyebutkan pihaknya mendata ada 32 titik yang memiliki magnet bumi.
“Nah, di sana kita mengukur di sekitar lokasi yang diduga ada fenomena Magnet Bumi itu di 32 titik. Nah, dari pengukuran itu, kita mendapatkan nilai total medan magnet bumi di masing-masing titik. Setelah dilakukan pengolahan data, pengukuran membandingkan dengan nilai yang ada di kantor kami di stasiun Group 3 kelas 1 Deli Serdang, itu terdapat perbedaan atau delta selisih kurang lebih 100 nanotesla untuk medannya,” ujarnya.
Agus menyebutkan medan magnet dengan 100 nanotesla ini masih tidak membahayakan bagi pengendara yang melintas di lokasi. Namun, apabila daya magnet mencapai lebih dari 1000, hal tersebut perlu dimonitor lebih mendalam.
Namun begitu, Agus menyebutkan pihaknya saat ini masih melakukan kajian lebih dalam. Adanya pengaruh medan magnet ini masih dugaan dari pengukuran sebelumnya dengan menggunakan alat pengukur medan magnet.
“Nah, dugaan kami ini memang ada pengaruh medan magnet bumi. Itu masih dugaan belum kesimpulan. Tapi dari percobaan-percobaan yang kita lakukan di sana, jelas kalau dengan mobil memang tertarik ke atas ya. Jalan sendiri tanpa mesin, motor juga, sepeda juga,” katanya.
Agus juga menyebutkan, yang lebih menarik adalah ketika pihaknya melakukan uji coba menggunakan menggelindingkan botol aqua yang berisi air. Ternyata botol itu juga menggelinding.
“Nah, ini jadi pertanyaan loh, kok air juga bisa ya? Maka kalau namanya medan magnet kan pasti ada unsur besi ya. Kenapa air juga bisa? Nah, makanya BMKG akan melakukan pengukuran ulang kembali di lokasi tapi menggunakan metode lain juga dengan metode magnet tapi menggunakan metode gravitasi. Nah, ini alatnya kebetulan kami tidak punya tapi ada di BMKG Jakarta. Kita sedang bersurat untuk pinjam alat itu untuk kita lakukan pengukuran lagi di lokasi pada kesempatan pertama,” ujarnya.
“Jadi kalau di awal banyak yang berpendapat ini merupakan ilusi optik, itu kami lihatnya tidak seperti itu. Kalau yang di Kutalimbaru ini kita sudah membawa alternator, bawa kompas. Jadi makanya kita masih mau melakukan pengujian lagi menggunakan metode gravitasi. Alatnya namanya grafitimeter G5, itu masih kita bayangkan bawa atau ambil di Jakarta. Jadi memang jika ada magnet berarti ada material magnetis yang terkandung di dalamnya sehingga terdapat anomali dan bisa menarik. Ada benda yang bersipat magnetis. Tapi masih kita belum putuskan karena kok air juga bisa ketarik,” pungkasnya.
Jalur Alternatif Medan-Berastagi Via Kutalimbaru
Aspal medan magnet ini diketahui baru saja diperbaiki yang menjadi jalur alternatif Medan-Berastagi. Hal ini dapat dilihat dari kondisi warna aspal yang masih baru.
Dilansir melalui website Kominfo Sumut, Edy Rahmayadi yang saat itu masih menjabat sebagai Gubernur Sumut ikut turut menjajal kondisi aspal jalan tersebut.
Total jalur alternatif via Kutalimbaru ini sekitar 55,87 Km, lebih pendek dari jalur utama (jalan nasional) 76 Km. Selain itu, jalur ini juga lebih landai dari jalan nasional, sehingga akan mempercepat waktu tempuh antara Medan-Berastagi.
“Kalau ini bisa tembus tiga jam saja, kalau sekarang (menggunakan jalan utama) bisa delapan jam, berapa bisa kita potong cost-nya, harga buah-buahan, sayuran dari Karo akan lebih murah,” kata Edy saat itu.
Diketahui, pembangunan jalan ini memakan biaya yang tidak sedikit. Hal Ini lantaran beberapa ruasnya harus dibangun kembali karena jalur yang ada terlalu curam. Adapun untuk ruas sepanjang 21 km, nilainya mencapai Rp 75 miliar.
Sumber : detik.com