Medan, Ruangpers.com – Rahmat Banurea, terpaksa menahan rasa sakit di kedua kakinya usai ditembak polisi karena melarikan diri setelah membunuh teman wanitanya bernama Umita.
Sambil duduk dikursi roda menahan rasa sakit, Rahmat menceritakan detik-detik dirinya menghabisi nyawa Umita yang merupakan selingkuhannya dengan cara dicekik.
Di hari kejadian tepatnya pada 4 November lalu.
Ia bersama korban bertemu di sebuah kafe remang-remang di kawasan Jalan Datuk Rubiah, Kelurahan Rengas Pulau, Kecamatan Medan Marelan.
Pengakuannya, ia dan korban telah berselingkuh selama kurang lebih tiga tahun lamanya.
“Saya bunuh dengan cara dicekik. Nggak saya perkosa mau sama mau, sebelum saya bunuh kami sempat berhubungan badan di sana,” kata Rahmat kepada Tribun-medan, Minggu (19/11/2023).
Ia menjelaskan, sebelum mencekik dia dan korban sempat cekcok lantaran tidak mau diajak pulang dengan alasan teman wanitanya ini ingin bertemu dengan pria lain.
Lalu, pria yang berprofesi sebagai mekanik motor ini juga mengaku kesal lantaran korban juga meminjam uangnya sebanyak kurang lebih Rp 28 juta dan tidak dikembalikan.
Bukan hanya itu yang membuatnya sakit hati, pelaku yang juga merupakan teman dekat suami korban juga dibenci oleh keluarga korban selama menumpang hidup di rumah korban.
Rahmat mengaku, kekesalannya telah memuncak sehingga dirinya nekat membunuh korban.
“Saya membunuhnya karena sakit hati, dia nggak gak mau diajak pulang katanya ada janjian dengan cowok lain,” sebutnya.
“Lalu masalah uang juga. Saya kan jual rumah seharga Rp 95 juta dan uangnya dipakai di. Pertama Rp 5 juta, selebihnya nggak tahu lagi berapa sekitar Rp 28 juta untuk bisnis beras,”
“Saya juga sudah dibenci di rumah korban. Saya dengan suami korban dekat sudah seperti Abang beradik dan belum ada dua Minggu tinggal di rumah korban,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Rahmat menceritakan setelah korban tewas dirinya sempat panik dan mencari becak di sekitaran lokasi untuk membawa jasad korban pergi dari kafe tersebut.
Setelah becak ketemu, ia pun membawa jasad korban ke rumah salah satu keluarga pelaku di Gang Keluarga Ujung, Desa Manunggal, Kecamatan Labuhan Deli, Deliserdang.
Namun karena sempat ketahuan warga dan mendapat penolakan, mayat dibawa lagi ke rumah kerabatnya yang lain.
Disini tersangka membuat skenario kalau korban tewas setelah mengalami kecelakaan di wilayah Kecamatan Medan Marelan.
Sehingga selanjutnya mereka menghubungi ambulans dan dibawa ke kediamannya di Kawasan Dusun I, Kecamatan Hamparan Perak, Deliserdang.
“Saya ngaku ke keluarga korban dia kecelakaan. Keluarga korban sepertinya memang nggak percaya makanya saya diancam,” bebernya.
Baca Juga : Ini Motif Pria Bersebo Bunuh-Bawa Mayat Wanita Pakai Becak di Deli Serdang
Kemudian, karena merasa bersalah dan ketakutan ia pun memilih untuk melarikan diri ke tempat kerabatnya di Pangkalan Kerinci, Provinsi Riau.
Di sana, dia sempat bekerja di rumah makan hingga akhirnya ditangkap oleh personel Satreskrim Polres Pelabuhan Belawan.
“Saya kabur ke Pangkalan Kerinci, di tempat keluarga. Ada keluarga yang memiliki rumah makan dan tinggal di situ,” pungkasnya.
Sumber : tribunnews.com