Jakarta, Ruangpers.com – Birgaldo Sinaga meninggal dunia hari ini. Birgaldo adalah pegiat media sosial (medsos) yang meninggal akibat terpapar virus Corona (COVID-19). Sosoknya juga dikenal sebagai pendukung Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok.
Birgaldo semasa hidupnya dikenal sebagai salah satu pendukung Ahok. Birgaldo sempat ikut aksi saat mengawal kasus dugaan penistaan agama yang menjerat Ahok ketika menjabat Gubernur DKI Jakarta.
Pertemuan Birgaldo dengan Ahok yang pertama kali itu terjadi saat Ahok disidang terkait kasus penistaan agama di Pengadilan Jakarta Utara. Birgaldo mengawal Ahok hingga akhir, saat pembacaan vonis.
Birgaldo juga pernah memimpin demonstrasi di depan gedung Kementerian Pertanian saat sidang Ahok dan di Rumah Tahanan Cipinang setelah divonis 2 tahun penjara terkait kasus penistaan agama. Karena aksi bela Ahok itu, Ahok dipindah dari Rutan Cipinang, Jakarta Timur, ke Rutan Mako Brimob, Depok.
aat di Rutan Mako Brimob, sosok Birgaldo tidak lepas dari Ahok. Dia disebut pernah menjenguk Ahok saat di Mako Brimob.
“Lalu ketika putusan dan sidang di Kantor Kementerian Pertanian, Sdr Birgaldo jalan kaki dari Kementerian Pertanian sampai ke Cipinang dengan relawan lainnya. Baru tahu saat Sdr Birgaldo mengunjungi saya di Mako Brimob,” ujar Ahok saat bercerita kepada detikcom, Sabtu (15/5/2021).
Ahok pun berduka karena kehilangan sosok Birgaldo Sinaga. Ahok berterima kasih atas dukungan Birgaldo selama ini.
“Turut berdukacita yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya Saudara @birgaldo_sinaga. Terima kasih atas dukungannya kepada saya selama ini. Kiranya Tuhan memberikan kekuatan serta penghiburan kepada keluarga yang ditinggalkan. Rest in peace,” tulis Ahok dalam akun Instagram-nya.
Selain dikenal sebagai pendukung Ahok, Birgaldo Sinaga dikenal sebagai sosok yang dekat dengan kegiatan kemanusiaan. Dia pernah mendampingi kasus bayi Tiara Debora Simanjorang (4 bulan), yang meninggal dunia karena diduga terlambat mendapatkan penanganan di RS Mitra Keluarga Kalideres, Jakarta Barat.
Keluarga pun menuntut adanya permintaan maaf dan deklarasi agar peristiwa serupa tidak terulang kembali.
“Kami tidak akan menuntut angka, tapi kami menuntut permintaan maaf dan deklarasi bahwa rumah sakit ini dan rumah sakit seluruh Indonesia tidak mengulangi kesalahan sehingga kematian Debora menjadi martir bagi kehidupan bayi-bayi lainnya,” ucap salah seorang anggota tim advokasi dari pihak keluarga, Birgaldo Sinaga, dalam konferensi pers di kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Menteng, Jakarta Pusat, Senin (11/9/2017).
Baca Juga : Mengharukan, Ini Status Terakhir Akvitis Birgaldo Sinaga di IG sebelum Meninggal
Dia juga dikenal sebagai relawan COVID-19. Dalam unggahan di Twitternya, dia beberapa kali angkat bicara terkait isu COVID-19, salah satunya ketika kasus alat rapid test antigen bekas Kimia Farma di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara, mencuat. Dia meminta pejabat Kimia Farma meminta maaf atas peristiwa alat antigen bekas ini.
Birgaldo Sinaga meninggal dunia dalam perawatan di RS setelah terpapar COVID-19. Birgaldo meninggal pada usia 46 tahun dan meninggalkan seorang istri dan seorang anak.
Birgaldo Sinaga sempat mengabarkan sedang menjalani perawatan untuk melawan COVID-19. Birgaldo sempat meminta doa kepada para rekan agar dirinya dapat kembali sembuh.
Sumber : detik.com