Manado, Ruangpers.com – Kematian Gerald Farlen Suatan (30) calon pengantin pria yang tewas usai melompat dari lantai 7 hotel masih menyisakan misteri.
Dia diduga bunuh diri di salah satu hotel bintang lima di Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Pinaesaan, Kecamatan Wenang, Kota Manado, Sulawesi Utara, Jumat (28/5/2021) lalu.
Masyarakat banyak yang bertanya dan menerka-nerka penyebab sampai calon pengantin yang akrab disapa Alen berbuat senekat itu, Padahal tinggal beberapa jam lagi pemberkatan nikahnya akan digelar.
Ada yang mengkaitkan dengan masalah keluarga yang terlambat datang. Bahkan ada juga yang mengkaitkan dengan cerita horor hotel yang menjadi lokasi kejadian dahulunya merupakan bekas rumah sakit sehingga berkembang cerita mistis.
Lokasi hotel berbintang tersebut dahulunya merupakan sebuah rumah sakit. Bermula pada tahun 1936, saat itu pemerintah Belanda mendirikan Koningen Wilhelmina Ziekenheuis (KWZ) di lokasi Gunung Wenang, Manado.
Lalu, pada saat bala tentara Jepang datang dan menduduki Manarou, RS ini kemudian berganti nama menjadi Kaigun Byoo-in.
Setelah Indonesia merdeka, namanya kemudian berganti menjadi RS Gunung Wenang Manado. Pada 9 Februari 1995, RS ini kemudian pindah ke lokasi yang lebih memadai dan lebih luas di daerah Malalayang Manado atau yang sekarang bernama RSUP Prof dr RD Kandou.
Setelah lama terlantar, pada 2008 lokasi itu kemudian berdiri hotel mewah bintang lima.
Kapolsek Wenang AKP Emilda Sonu saat dikonfirmasi MNC Portal Indonesia (MPI) terkait motif dari kejadian tersebut enggan memberikan komentar lebih.
“Motif intern keluarga. Karena ini intern keluarga, alangkah baiknya langsung bicara dengan keluarga,” kata AKP Emilda Sonu kepada MPI, Senin (31/5/2021).
Sementara dalam sebuah video yang beredar di media sosial, tampak Ibu Alen menangis di samping jenazah almarhum putranya.
Sang ibu mengungkapkan pembicaraan terakhirnya dengan Alen, ketika itu anaknya bertanya tentang beberapa keluarganya yang belum juga datang padahal pernikahan akan segera dilangsungkan.
“Kita bilang so di perjalanan (saya bilang sudah dalam perjalanan),” ucap ibu Alen dalam video tersebut.
Namun sepertinya Alen tidak percaya dengan kata-kata dari ibunya itu. Alen kembali mempertanyakan keluarganya yang belum datang sementara keluarga mempelai perempuan telah hadir.
“Ma, so dari tadi satu jam lalu bilang dalam perjalanan, sampe skarang belum sampe-sampe, parampuang pe orang tua so ada, kita malu ma kita pe keluarga nyanda ada cuma mama (Ma, sudah dari tadi satu jam lalu bilang dalam perjalanan, sampai sekarang belum sampai-sampai. Keluarga perempuan sudah sudah ada, saya malu Ma, keluarga saya tidak ada hanya Mama,” tuturnya.
Seusai mengucapkan hal itu, Alen kemudian langsung masuk ke dalam kamar. Beberapa menit kemudian dia mendapat kabar kalau Alen sudah jatuh.
“Masa ngana mo ambil keputusan bagini cuma ngana malo deng kecewa Alen. Sekarang ngana pe pertanyaan mama mo jawab Alen, ngana cuma malo dan kecewa dorang terlambat datang Alen. Ngana harusnya berpikir Alen, ngana inga kasiang ngana masih ada ade Alen. (Mengapa kamu ambil keputusan begini cuma karena malu dan kecewa Alen. Sekarang pertanyaan kamu Mama jawab Alen, kamu cuma malu dan kecewa mereka terlambat datang Alen. Kamu seharusnya berpikir Alen, kamu harusnya ingat kasihan kalau kamu masih punya adik Alen),” ucap sang Ibu berurai air mata di samping peti mati anaknya.
Baca Juga : Detik-detik Pengantin Pria Lompat dari Lantai 7 Hotel di Manado, Tewas di Hari Pernikahan
Diketahui, peristiwa jatuhnya Alen dari lantai tujuh viral di medsos. Dia melompat dari kamar 710. Keterangan UGD RS Siloam, saat korban dibawa sudah dalam keadaan meninggal dunia dengan mengalami luka robek pada bagian kepala sebelah kiri, luka bagian dada dan patah tulang di bagian bahu kiri.
Alen melompat dengan masih menggunakan baju pengantin lengkap. Padahal tinggal beberapa jam lagi dia akan melangsungkan ibadah peneguhan dan pemberkatan dan dilanjutkan dengan resepsi pernikahan di Resto Rumah Alam.
Sumber : iNews.id