Medan, Ruangpers.com – Kemunculan makhluk misterius sempat dua kali membuat geger warga di Pulau Sumatera. Setelah diusut, kedua makhluk itu rupanya hewan langka.
Makhluk misterius pertama muncul di Tapanuli Utara (Taput), Sumatera Utara (Sumut), pada 2020. Saat itu, warga dibuat heboh karena banyak ternak yang mati dengan kondisi darah terisap.
“Darahnya saja diisap. Sama bagian dalam tubuh dimakan,” ucap Bupati Taput Nikson Nababan, Minggu (21/6/2021).
Dia kemudian menggelar sayembara berhadiah Rp 10 juta bagi yang bisa menemukan makhluk misterius penyebab matinya hewan ternak itu. Tim gabungan dari TNI-Polri, Pemkab, hingga BKSDA juga dibentuk untuk menyelidiki peristiwa ini.
Misteri matinya hewan ternak dengan kondisi darah terisap itu juga sempat dikaitkan warga dengan makhluk gaib homang. Peristiwa yang sama disebut telah terjadi berturut-turut sejak 2017 dan belum pernah terungkap.
Meski demikian, Bupati Nikson menegaskan penyebab matinya hewan ternak itu bukan karena hal gaib. Dia meyakini hewan ternak itu mati karena dimangsa hewan buas. Apalagi, katanya, ada jejak kaki hewan yang ditemukan di sekitar lokasi ternak mati.
Penyelidikan terus dilakukan oleh tim yang dibentuk. Warga setempat disebut mengaku sempat melihat hewan berbulu hitam berkeliaran di kawasan hutan. Tim kemudian memasang CCTV dan akhirnya sosok makhluk itu terekam.
Berdasarkan rekaman CCTV yang dilihat, Kamis (23/7/2020), hewan tersebut berkaki empat, berwarna hitam dengan ekor panjang berjalan di antara semak-semak dari dalam kawasan hutan.
Ciri-ciri hewan tersebut mirip dengan binturong. Hal itu juga sesuai dengan keterangan sejumlah warga yang melihat hewan mirip musang di hutan sekitar lokasi puluhan ternak mati. Binturong sendiri merupakan hewan yang masuk kategori terancam punah.
Dilihat dari situs daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN), binturong masuk hewan dalam golongan ‘vulnerable’ alias rentan. Kategori ini merupakan urutan ke-5 sebelum suatu spesies dinyatakan punah.
IUCN menyebut populasi hewan yang masuk dalam keluarga Viverridae atau yang dikenal sebagai musang ini terus berkurang. Spesies ini disebut tersebar di sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara, seperti Indonesia, Malaysia, dan Myanmar.
Pemerintah Indonesia sendiri telah menjadikan binturong, yang punya nama Latin, Arctictis binturong, sebagai satwa dilindungi. Hal tersebut tercantum dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor P.92/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2018 tentang Perubahan atas Permen LHK nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.
Makhluk Misterius di Sumbar
Makhluk misterius juga sempat bikin geger warga di Agam, Sumatera Barat (Sumbar). Makhluk itu disebut berwarna hitam dan berbau busuk.
Wali Jorong Palembayan Tangah, Khairul Amri, menyebut kemunculan makhluk misterius itu telah bikin gempar warga sejak beberapa bulan lalu. Makhluk itu disebut meresahkan warga di Lakuak, Balai Kamih, Kampung Lurah, dan Gantiang.
Warga merasa resah setelah salah seorang warga atas nama Darwis melihat makhluk itu. Berdasarkan keterangan Darwis, kata Khairul, makhluk misterius itu berwarna hitam dan berbau busuk.
“Darwis melihat makhluk itu berwarna hitam dan berbau busuk saat pulang dari warung,” katanya seperti dilansir dari Antara, Selasa (8/6/2021).
Ada pula warga yang mengaku telah dua kali melihat makhluk misterius itu. Warga bernama Syofian itu menyebut makhluk itu berukuran tinggi sekitar 165 meter dan cepat menghilang dalam gelap. Ada pula warga yang menyebut tak ada jari pada jejak kaki makhluk itu.
Petugas resor KSDA Agam kemudian memasang kamera perangkap di tiga wilayah untuk mengetahui makhluk yang dimaksud warga. Tiga kamera itu dipasang di lokasi ditemukannya jejak diduga makhluk misterius tersebut.
“Tiga kamera penjebak itu kita pasang di tempat munculnya dan lokasi jejak ditemukan,” kata Kepala Resor Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Agam, Ade Putra, di Lubukbasung.
Upaya tersebut kemudian membuahkan hasil. Makhluk misterius itu terekam kamera. Setelah dicek, makhluk tersebut ternyata beruang madu atau dalam bahasa Latin, Helarctos malayanus.
“Baru saja kita membuka dan membongkar rekaman camera trap yang sebelumnya dipasang. Jadi sudah dipastikan bahwa makhluk yang membuat heboh itu adalah satwa beruang madu,” kata Kepala BKSDA Agam, Ade Putra, kepada detikcom, Selasa (8/6).
Hewan itu terekam melintas di Jorong Pasa Palembayan, Nagari Ampek Koto. Jorong Pasa Palembayan merupakan satu dari tiga lokasi pemasangan camera trap. Dua lainnya dipasang di daerah Lakuak Jorong Palembayan Tangah.
“Berdasarkan hasil rekaman berupa video dan foto, satwa (itu) adalah berupa beruang madu,” kata Ade.
Beruang madu sendiri masuk dalam status ‘vulnerable’ alias rentan dalam situs IUCN. Kategori ini merupakan urutan ke-5 sebelum suatu spesies dinyatakan punah. Beruang madu juga masuk satwa dilindungi di Indonesia.
Sumber : detik.com