Simalungun, Ruangpers.com – Kanifa Azira, anak perempuan berusia 3 tahun, ditemukan tidak bernyawa, pada Sabtu (8/7/2023), sekitar pukul 00.30 WIB, di aliran Sungai Bah Bolon, Kampung Dalam Huta VI, Nagori Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun.
Kronologis kejadian, yaitu bermula pada hari Jumat, 7 Juli 2023, sekitar pukul 17.30 WIB, dua saksi, Revan Liunji Ais Permana dan Rizky Pratama, sedang bermain layangan saat dua teman korban, Najua Q Maisah Damanik dan Aril Putra Ramadan, pulang dari arah sungai.
Revan melihat Najua menangis dalam kondisi telanjang bulat dan kemudian bertanya pada Susi Triani, ibunya Najua, tentang keberadaan Kanifa.
Kejadian ini memicu aksi pencarian dari ibu Najua dan ibu korban, Rani Wulan Dari, didampingi Revan. Mereka mencari di sepanjang aliran sungai dan memanggil-manggil nama Kanifa.
Namun, upaya pencarian ini tidak membuahkan hasil dan korban tak kunjung ditemukan.
Lalu, pada hari Sabtu, personel Polsek Perdagangan Resor Simalungun turut melakukan pencarian korban dan akhirnya ditemukan dalam posisi telungkup serta tersangkut di ranting pohon, di pinggiran sungai, tepatnya sekitar 600 meter dari TKP awal, dalam keadaan meninggal.
Korban ditemukan dengan kedalaman air lebih kurang 1 meter. Selanjutnya, personel Polsek Perdagangan mengevakuasi tubuh korban dan kemudian dibawa ke rumah duka.
Keluarga korban menduga bahwa korban meninggal karena tergelincir dan jatuh ke sungai, kemudian dibawa arus sungai sejauh kurang lebih 600 meter.
Keluarga korban meminta agar mayat korban tidak dilakukan autopsi, seperti yang ditulis dalam surat pernyataan yang sudah dilampirkan.
Keterangan dari pihak medis yaitu Kapuskesmas Marihat Bandar, STr. Keb. Dotna Sitohang mengatakan, bahwa hasil visum luar tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
Kapolsek Perdagangan, AKP Juliapan Panjaitan, S.H, menyampaikan duka cita yang mendalam atas kejadian ini dan mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati saat berada di sekitar sungai.
AKP Juliapan Panjaitan juga berpesan kepada masyarakat untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak saat berada di dekat sungai.
Ia juga menekankan pentingnya edukasi kepada anak-anak tentang bahaya dan resiko bermain di sekitar sungai.
“Penting bagi orang tua dan warga untuk selalu menjaga dan mengawasi anak-anak, terutama saat bermain di dekat sungai. Sungai dan air terbuka lainnya bisa sangat berbahaya, terutama bagi anak-anak yang tak bisa berenang dan tak mengetahui betul bahaya dari sungai tersebut,” ujarnya.
Ia juga meminta masyarakat untuk bisa mematuhi aturan dan tidak membuka akses bermain anak-anak di sungai atau area aliran sungai, terutama saat musim hujan yang cenderung meningkatkan debit air sungai dan berpotensi memicu banjir atau bencana susulan lainnya.
AKP Juliapan juga berharap kejadian tragis ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk selalu berhati-hati dan waspada terhadap bahaya yang mungkin mengancam. Masyarakat dihimbau untuk berlaku proaktif terhadap keselamatan diri dan orang di sekitar, khususnya anak-anak yang masih membutuhkan pengawasan ekstra.
“Kami berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk selalu waspada dan proaktif dalam menjaga keselamatan, khususnya kepada anak-anak kita,” pungkasnya, Sabtu (8/7/2023) saat dikonfirmasi.
(rel)