Jakarta, Ruangpers.com – Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Rahmat Bagja mendeteksi serangan fajar atau politik uang sudah mulai menjalar ke penyelenggara pemilu. Oleh karenanya, ia mengingatkan kepada masyarakat maupun penyelenggara pemilu untuk mengawasi proses pemungutan suara.
Demikian disampaikan Rahmat Bagja saat menghadiri acara kampanye ‘hajar serangan fajar’ yang diinisiasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengantisipasi adanya politik uang pada Pemilu 2024, mendatang. Acara tersebut juga dihadiri Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy’ari.
“Serangan fajar atau politik uang ini itu sekarang sudah merambah pada penyelenggara pemilu, nah yang inilah kami beserta penyelenggara pemilu berusaha menjaga agar satu suara yang hadir di TPS akan sampai satu suara pada rekapitulasi sampai di penghitungan akhir di KPU,” kata Bagja di Gedung Pusat Edukasi Antikorupsi, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (14/6/2023).
Dalam kesempatan itu, Bagja meminta agar KPU lebih transparan. Khususnya, dalam penghitungan suara. “Kami mendorong KPU seluas-luasnya dan setransparan mungkin dalam membuat sistem penghitungan suara yang lebih baik lagi inilah yang kedepan serangan fajar atau politik uang menyasar pada penyelenggara pemilu kedepan,” kata Bagja.
Bagja mendukung penuh langkah KPK dalam mengantisipasi serangan fajar. Kampanye hajar serangan fajar merupakan salah satu langkah untuk mencegah terjadinya korupsi di sektor politik. Menurutnya, kampanye ini bagian dari pengawasan Pemilu.
“Ini termasuk dalam program pengawas pemilu yaitu disebut sebagai partisipatif salah satunya adalah membuat kampung anti politik uang, pemuda anti politik uang tentu hal inilah yang akan diharapkan oleh partai politik pemilu dan tentu tidak akan menjadikan politik uang sebagai cara untuk meyakinkan pemilih,” pungkasnya.
Sumber : Okezone.com