Penatangsiantar, Ruangpers.com – Sekolah Menengah Atas (SMA) jelas berbeda dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Di SMA, siswa lebih condong mendapatkan teori, sedangkan di SMK, siswa harus lebih banyak mengikuti praktek.
Apalagi, lulusan SMK dipersiapkan untuk langsung terjun ke dunia lapangan pekerjaan. Dan dalam situasi pandemi Covid – 19 saat ini, pihak Sekolah dan Cabang Dinas Pendidikan Siantar harus benar – benar mengambil solusi, sehingga para siswa SMK tidak ketinggalan dalam mengikuti pelajarannya, khususnya dalam praktek.
Lalu bagimana solusi yang diambil sekolah (SMK,red) dan Cabang Dinas Pendidikan?
Menjawab pertanyaan itu, Kepala Cabang Dinas (Kacabdis) Pendidikan Siantar, James Andohar Siahaan, SSTP yang ditemui Ruangpers.com, di ruang kerjanya, jalan D.I Panjaitan, Kelurahan Naga Huta Timur, Kecamatan Siantar Marimbun, Kota Pematangsiantar, pada Selasa (26/1/2021) siang lalu, mengatakan, khusus untuk pelajar SMK harus dilakukan belajar tatap muka, dan dilakukan protokol kesehatan dengan ketat di sekolah. Dan jumlahnya juga dibatasi, paling banyak 5 orang siswa dan pihak sekolah yang mengatur jadwalnya, ujarnya.
Ditegaskannya, hal itu dilakukan karena para siswa SMK tersebut harus mengikuti praktek dan mempraktekkan langsung teori yang telah mereka terima dari guru mereka.
“Seperti jurusan otomotif, kan banyak hal yang harus dipraktekkan mereka dan dilihat secara langsung dan begitu juga dengan jurusan lainnya,”ungkapnya.
Lanjut James, belajar daring memiliki kelemahan karena belum tentu siswa punya ponsel android yang bisa dipakai untuk belajar. “Jadi kita harus benar – benar siasati, bagaimana siswa tidak ketinggalan dalam mengikuti pelajaran, khususnya bagi pelajar SMK yang nantinya diharapkan langsung siap kerja,”katanya.
(red)