Denpasar, Ruangpers.com – Komandan Kodim (Dandim) 1609/Buleleng Letkol Inf Muhamad Windra Lisrianto diserang dan dipukul saat menggelar rapid test antigen yang diwarnai kericuhan di Desa Sidatapa, Senin (23/8/2021). Kericuhan terjadi di Wantilan Pura Bale Agung, Sidatapa.
“ketika saya sedang berdiri ada orang yang saya tidak tahu mengapa, memukul saya dari belakang. Memukul kepala saya di bagian sebelah kanan,” kata Lisrianto ketika dihubungi.
Dia menjelaskan, insiden bermula ketika ada sepasang remaja mengendarai sepeda motor dengan kecepatan cukup tinggi. Saat melintas di depan pura, mereka disetop petugas dan diarahkan ikut rapid tes.
Tapi mereka menolak dan malah menabrak anggota TNI lalu kabur sambil mengendarai motor dengan zigzag. Tak lama, mereka kembali ke arah petugas.
“Mereka menyampaikan kata-kata kenapa kamu menghalangi perjalanan saya. Dijawab petugas kenapa menabrak petugas yang sedang bekerja,” ujar Lisrianto.
Sambil berupaya melawam, mereka lalu dibawa ke tempat rapid tes.
“Saat didudukkan, keluarganya datang berlima. Saya lalu bawa bapaknya dengan tindakan yang cukup tegas. Memegang bahunya kemudian menariknya untuk dijadikan satu di posisi kedua orang ini tadi,” ucapnya. Saat itulah, tiba-tiba Lisrianto dipukul dari arah belakang.
“Saya lalu bertanya siapa yang memukul saya. Tidak ada yang menjawab,” ucapnya.
Lisrianto baru tahu setelah anggotanya yang berdiri di sampingnya dengan refleks, cepat dan responsif mengejar dan menangkap orang yang memukulnya. Begitu orang yang memukul berhasil dipegang, pukulan balasan pun dilayangkan. “Saya tanya kenapa kalian pukul. Dijawab komandan dipukul,” katanya.
“Di dalam (institusi) kami, komandan itu lambang satuan yang harus dilindungi dan dijaga dengan baik. Karena merupakan aset strategis dari kesatuan. Saya dapat mengerti betul kenapa mereka mengambil tindakan memukul balik,” ucapnya.
Kericuhan itu sempat viral di media sosial berupa tayangan video sejumlah oknum TNI menghajar warga. “Menanggapi video singkat yang beredar di media sosial, mohon dilihat secara utuh, bukan sepenggal saja tanpa melihat awal atau proses terjadinya,” kata Kepala Penerangan Korem 163/Wirasatya Mayor Arm Ida Bagus Putu Diana Sukertia.
Menurutnya, pemukulan balik tidak terlepas dari respons spontan anggota terkait adanya aksi warga yang mengancam keselamatan komandannya.
“Tindakan dua anak muda itu sudah membahayakan petugas,” ujarnya.
Sumber : iNews.id