ADVERTISEMENT
Media Online Ruang Pers
Jumat, 4 Juli 2025
No Result
View All Result
  • News
    • Sumut
    • Lintas Provinsi
    • Nasional
    • Internasional
  • Hukum
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Pariwisata
  • Hiburan
  • News
    • Sumut
    • Lintas Provinsi
    • Nasional
    • Internasional
  • Hukum
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Pariwisata
  • Hiburan
No Result
View All Result
Media Online Ruang Pers
No Result
View All Result
  • google news
  • Lintas Provinsi
  • Sumut
  • Internasional
  • Hiburan
  • Hukum
  • Pariwisata
  • Pendidikan
  • Olahraga
Home News Nasional
Komandan Kopassandha Brigjen TNI Sintong Panjaitan memberikan ucapan selamat kepada para siswa yang lulus dalam pendidikan komando di Pantai Permisan, Nusakambangan, Cilacap. Foto/Buku Sintong Panjaitan: Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando

Komandan Kopassandha Brigjen TNI Sintong Panjaitan memberikan ucapan selamat kepada para siswa yang lulus dalam pendidikan komando di Pantai Permisan, Nusakambangan, Cilacap. Foto/Buku Sintong Panjaitan: Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando

Detik-detik Pasukan Sintong Panjaitan Lumpuhkan PKI, Senyap dan Secepat Kilat

by Ruangpers.com
30 September 2021 | 08:16 WIB
in Nasional
14
SHARES
15
VIEWS
ADVERTISEMENT

Jakarta, Ruangpers.com – Tragedi berdarah Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia ( G 30 S/PKI ) pada 1965 meninggalkan kekosongan pimpinan Angkatan Darat ( AD ). Menteri/Panglima Angkatan Darat/Kepala Staf Komando Operasi Tertinggi Letjen TNI Ahmad Yani dan sejumlah jenderal senior diculik dan dibunuh, lantas dilemparkan ke sumur Lubang Buaya.

Pagi setelah kejadian memilukan itu atau 1 Oktober 1965, dalam rapat di Markas Kostrad , Jakarta Pusat, disepakati Pangkostrad Mayjen TNI Soeharto memegang jabatan sementara pemimpin tertinggi AD. Di hari itu pula pukul 11.00 WIB Komandan RPKAD Kolonel Inf Sarwo Edhie Wibowo menuju Kostrad dengan menumpang panser.

Hendro Subroto dalam buku ‘Sintong Panjaitan: Perjalanan Prajurit Para Komando’ mengisahkan, langkah yang diambil Sarwo setelah menghadap Soeharto yakni rencana merebut RRI Pusat dan Kantor Besar Telekomunikasi yang dikuasai PKI. Menjelang tengah hari, Sintong Panjaitan sebagai Komandan Peleton 1 Kompi Tanjung diperintahkan menjaga Makostrad.

“Sintong bersama pasukannya berangkat dari Mako RPKAD di Cijantung menggunakan truk RPKAD,” kata Hendro, dikutip Kamis (30/9/2021).

Perintah merebut RRI turun berjenjang dari Kolonel Sarwo Edhie kepada Mayor CI Santoso, kemudian Lettu Inf Feisal Tanjung dan akhirnya Sintong. Mengingat RRI tidak lagi dijaga pasukan Banteng Raiders, Feisal Tanjung merasa cukup mengerahkan satu peleton yang dipimpin Sintong.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Perintah Feisal Tanjung tegas. Dia menginstruksikan Sintong dan pasukannya merebut RRI dalam waktu sesingkat-singkatnya. “Tong, kamu rebut RRI. Tutup mulut mereka yang teriak-teriak mendukugn Dewan Revolusi. Kuasai secepatnya dan laporkan kepada saya di Makostrad,” kata Feisal, dikutip Hendro.

Untuk diketahui, setelah membunuh para petinggi AD, PKI menerbitkan Dekrit Nomor 1 tentang pembentukan Dewan Revolusi Indonesia di bawah pimpinan Letkol Untung. Dekrit ini disiarkan melalui RRI yang telah mereka kuasa.

Di waktu bersamaan, Peleton 1 Kompi Ben Hur pimpinan Kapten Oerip Soetjipto ditugasi merebut Kantor Besar Telekomunikasi (Telkom). Pada jam yang ditentukan mereka pun bergerak.

Sintong memimpin peletonnya bergerak dari Makostrad menuju sasaran dengan memotong lapangan Silang Monas. Pasukan Baret Merah ini berjalan kaki di belakang peleton 1 kompi Ben Hur. Selanjutnya Peleton I Kompi Ben Hur bergerak ke kiri menuju Kantor Besar Telekomunikasi, sementara pasukan Sintong bergerak lurus menuju kantor RRI pusat di Jalan Medan Merdeka Barat.

Detik-detik Penyerbuan

Setelah Peleton 1 mendekati RRI, salah satu anggotanya melepaskan tiga tembakan dari senapan serbu AK-47. Tembakan itu mengakibatkan orang-orang berseragam hijau di gedung RRI kabur meninggalkan penjagaan. Dengan demikian, penyerbuan itu tidak mendapatkan perlawanan.

Sintong menggambarkan, penyerbuan itu berlangsung singkat. Pasukan RPKAD dengan cepat mengambil alih stasiun radio pemerintah yang sebelumnya dikuasai orang-orang PKI.

“Setelah mereka mundur, kami masuk ke dalam. Kami lalu tangkap semua orang termasuk kru-kru radio di dalam,” kata Sintong dalam podcast yang diunggah di akun Youtube Puspen TNI, belum lama ini.

Begitu RRI dikuasai, Sintong pun melapor kepada Feisal Tanjung yang siaga di Makostrad. Kolonel Sarwo Edhie yang turut memantau operasi itu juga berada di satu ruangan dengan Feisal. Mendadak Sarwo Edhie marah kepada Sintong melalui radio komunikasi.

“Apa? RRI sudah diduduki? Coba kamu periksa semua ruangan dulu. Itu aktivitas mereka di dalam,” kata Sarwo. Baca juga: Kesaksian Penggali Sumur Maut Lubang Buaya, Kelelahan sampai Ada yang Keracunan

Setelah memeriksa dan memastikan semua ruangan telah direbut, Sintong untuk kedua kalinya melaporkan kepada Sarwo jika RRI telah diambil alih. Namun laporan itu kembali ditanggapi dengan marah oleh Sarwo.

Menteri/Panglima AD Letjen TNI A Yani hadir dalam Dies Natalis AMN. Foto/Buku Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando

“Laporanmu tidak benar. Kamu bersihkan dulu dengan bersih. Jangan buru-buru kamu lapor. Kamu tangkap dulu semua orang yang ada di situ,” ucap Sarwo.

Perintah inilah yang membuat lulusan Akademi Militer Nasional 1963 itu bingung. Setelah ditelisik dengan seksama, diketahui ternyata terdapat tape recorder yang masih menyala. Alat itu menyiarkan propaganda PKI sehingga seolah-olah gerombolan komunis itu masih bercokol di sana.

Hampir saja Sintong menghancurkan tape recorder itu. Namun aksinya dicegah oleh salah seorang karyawan RRI. Dia lantas mematikan tape recorder tersebut.

Kisah lucu ini pun menjadi ledekan para perwira RPKAD yang menyusul datang ke RRI. “Ah kampungan kamu itu. Masa kamu tidak tahu siaran G 30 S/PKI tadi itu berasal dari tape recorder,” ucap perwira tersebut.

Sintong pun menceritakan operasi penyerbuan itu berhasil, namun ada satu tape recorder yang masih berputar dan tak ada yang tahu cara mematikan. Atas jawaban itu, Sarwo pun meledek Sintong. “Ah kau, orang kampung kau,” katanya, menirukan.

Kudeta Gagal

Sebuah kejutan bagi banyak kalangan ketika PKI masuk empat besar partai politik pemenang Pemilu 1955. PKI meraup 6 juta suara pemilih, di bawah PNI, Masyumi, dan NU. Kemenangan ini di luar dugaan setelah mereka jelas-jelas terlibat dalam pemberontakan di Madiun pada 1948.

Nugroho Notosusanto dan Ismail Saleh dalam ‘Tragedi Nasional Percobaan Kup G 30 S/PKI di Indonesia’ terbitan PT Intermasa 1989 mengatakan, pada tahun-tahun sebelum peristiwa 1 Oktober 1965 PKI terlihat berkembang pesat. Selain bidang politik, jalur PKI pun merembes ke bidang ekonomi, pendidikan, kesenian, dan kesusateraan.

“DN Aidit-lah yang membangun dan mengembangkan PKI setelah mengalami kemunduran akibat pemberontakan Madiun. Potensi partai yang tercerai berai disatukannya,” kata Mayjen TNI (Purn) Samsudin dalam bukunya ‘Mengapa G 30 S/PKI Gagal?’.

Lembaga Sedjarah PKI pernah menuliskan catatan perjuangan mereka dalam sebuah buku berjudul ’40 Tahun PKI’. Buku yang diterbitkan Jajasan Pembaruan Djakarta pada 1960 itu menyebutkan, sejarah PKI bukanlah sejarah yang tenang dan damai, tapi penuh marabahaya, kesalahan dan pengorbanan. Separuh hidupnya PKI bergerak di bawah tanah.

“Sejarah PKI pada hakekatnya adalah sejarah dari perjuangan kelas buruh yang memimpin rakyat Indonesia untuk kemerdekaan nasional dan demokrasi, menuju Sosialisme dan Komunisme,” tulis buku tersebut (hal 5).

Upaya kudeta yang dimulai dengan penculikan dan pembunuhan para pimpinan AD itu sejatinya menggelorakan kembali niat mereka untuk menjadikan Indonesia sebagai negara komunis.

Untuk memuluskan cita-cita itu, segala cara ditempuh termasuk menumpas para jenderal AD yang sejak awal menentang Angkatan ke-5 (buruh dan tani dipersenjatai) serta ideologi komunis.

Menurut Samsudin, PKI pernah mendesak pemerintah untuk mempersenjatai 1 juta buruh dan tani di Indonesia, yang senjata itu sudah disiapkan Republik Rakyat China (RRC). Desakan itu lantas ditanyakan Presiden Soekarno itu kepada pimpinan AD dan Polri.

“Keinginan PKI ditolak keras oleh Jenderal Ahmad Yani, Panglima AD waktu itu. Tak terbayangkan apa yang terjadi di Tanah Air seandainya keinginan PKI saat itu terwujud,” ucapnya.

Sejarah mencatat, kudeta PKI gagal total. Sejarah juga menulis 12 Maret 1966 PKI tamat. Presiden Soeharto menerbitkan Keputusan Nomor 1/3/1966 yang isinya antara lain: membubarkan PKI termasuk semua bagian organisasinya dari tingkat pusat hingga daerah serta organisasi yang berasas sama. PKI juga dinyatakan sebagai organiasi terlarang di Indonesia.

 

Sumber : Sindonews.com

Tags: PKISintong Panjaitan
Share6Tweet4SendShare

Berita Terkait

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Nasional

Kapolri Bicara Pencegahan Korupsi saat Jadi Narasumber Retret Kepala Daerah di Akmil Magelang

by Ruangpers.com
26 Februari 2025 | 22:14 WIB

Jakarta, Ruangpers.com - Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menjadi narasumber dalam...

Read more
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memastikan TNI dan Polri tetap solid usai kasus penyerangan Mapolres Tarakan yang dilakukan oknum TNI.
Nasional

Usai Kasus Penyerangan Mapolres Tarakan, Kapolri Pastikan TNI-Polri Tetap Solid

by Ruangpers.com
26 Februari 2025 | 22:01 WIB

Jakarta, Ruangpers.com - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memastikan TNI dan Polri...

Read more
Kadiv Humas Polri, Irjen. Pol. Sandi Nugroho, memberikan pembekalan penting kepada Taruna Akademi Kepolisian (Akpol) semester genap Tahun 2025.
Nasional

Taruna Akpol 2025 Dibekali Kadiv Humas Polri dengan Strategi Kehumasan di Era Digital

by Ruangpers.com
7 Januari 2025 | 21:13 WIB

Semarang, Ruangpers.com - Kadiv Humas Polri, Irjen. Pol. Sandi Nugroho, memberikan pembekalan...

Read more
Apel Kasatwil Polri 2024 yang diselenggarakan di Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang dan dihadiri langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
Lintas Provinsi

Presiden Prabowo Buka Apel Kasatwil Polri 2024, Kapolres Simalungun Turut Hadir di Akpol Semarang

by Ruangpers.com
12 Desember 2024 | 21:03 WIB

Semarang, Ruangpers.com - Kapolres Simalungun, AKBP Choky Sentosa Meliala, S.I.K., S.H., M.H,...

Read more

Berita Terbaru

Sumut

Sat Binmas Polres Pematangsiantar Hadiri Silaturahmi Masyarakat Peduli Kamtibmas

4 Juli 2025 | 21:48 WIB
Sumut

Polsek Siantar Martoba Selesaikan Masalah Perbuatan Tidak Menyenangkan

4 Juli 2025 | 21:41 WIB
Sumut

Sesama Pemilik Salon Salah Paham, Polsek Siantar Barat Turun Tangan

4 Juli 2025 | 21:33 WIB
Sumut

Polsek Siantar Marihat Monitoring Pendataan Bayi Baru Lahir di Simarimbun

4 Juli 2025 | 21:27 WIB
Sumut

Polres Pematangsiantar Hadiri Pelantikan Pengurus KONI Masa Bakti 2025-2029

4 Juli 2025 | 21:20 WIB
Sumut

Ini Kata Kapolres Pematangsiantar Saat Hadiri Rapat Sinode Kerja Ke-47 Gereja Pentakosta

4 Juli 2025 | 21:11 WIB
Sumut

Ada Pengancaman di Jalan Tambun, Sat Reskrim Polres Pematangsiantar Gerak Cepat Cek TKP

3 Juli 2025 | 23:12 WIB
Sumut

Sat Lantas Polres Pematangsiantar Antisipasi Kemacetan Saat Libur Panjang Anak Sekolah

3 Juli 2025 | 23:03 WIB
Sumut

Tekan Tindak Pidana dan Premanisme, Polsek Siantar Barat Gelar Patroli Siang Hari

3 Juli 2025 | 22:56 WIB
Sumut

Protes Gundukan Tanah di Jalan Viyata Yudha, Polsek Siantar Martoba Turun Tangan

3 Juli 2025 | 22:49 WIB
Sumut

Polsek Siantar Marihat Selesaikan Masalah Salah Paham di Jalan Matio

3 Juli 2025 | 22:43 WIB
Sumut

Sat Reskrim Polres Pematangsiantar Amankan Pelaku Penggelapan Sepedamotor

2 Juli 2025 | 23:05 WIB
  • Tentang Kami
  • Pedoman
  • Policy
  • Terms
  • Visi Misi
Seedbacklink

© 2023 Ruang Pers

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • News
    • Sumut
    • Lintas Provinsi
    • Nasional
    • Internasional
  • Hukum
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Pariwisata
  • Hiburan

© 2023 Ruang Pers

rotasi barak berita hari ini danau toba

c.