Internasional

Dulu Jerman Dipuji Tangani Corona, Kini Jerman Menderita

Jakarta, Ruangpers.com- Jerman sempat dipuji karena cepat tanggap menangani pandemi COVID-19. Namun, kini Jerman mengalami keterpurukan karena kasus Corona di negara itu terus melonjak.

Pada Kamis (11/11), waktu setempat, negara Eropa itu mencatat rekor lebih dari 50 ribu dalam sehari. Angka itu merupakan rekor tertinggi sejak pandemi.

Hal ini dikarenakan upaya vaksinasi Jerman berjalan lambat dan harus menghadapi skeptisisme vaksin yang keras kepala dalam populasinya. Hingga saat ini, 69,8% populasi di Jerman telah menerima satu vaksinasi COVID-19 dan 67,3% populasi telah divaksinasi lengkap. Ini kurang tinggi dibandingkan dengan 79,8% populasi Inggris di atas usia 12 tahun yang sekarang telah divaksinasi lengkap.

Menkes Jerman Desak Warga Divaksin Booster

Pekan lalu, Menteri Kesehatan Jerman, Jens Spahn, mengatakan, “Kita saat ini mengalami pandemi terutama di antara mereka yang tidak divaksinasi dan sangat masif.” Dia pun mendesak warga Jerman untuk mendapatkan vaksin booster (penguat).

Advertisement. Scroll to continue reading.

Beberapa negara bagian di Jerman yang paling parah lonjakan kasus Corona-nya, termasuk Saxony, Bavaria, dan yang terbaru Berlin, telah memberlakukan aturan pembatasan-pembatasan baru terhadap orang yang tidak divaksinasi di sebagian besar tempat-tempat umum dalam ruangan.

Calon pengganti Kanselir Jerman Angela Merkel, Olaf Scholz, mengatakan pusat-pusat vaksinasi Jerman harus dibuka kembali dalam upaya untuk mendorong lebih banyak warga untuk divaksinasi.

“Virus itu masih ada di antara kita dan mengancam kesehatan warga,” kata Scholz, dalam pidatonya di parlemen seperti dilaporkan Reuters.

Ajakan Warga untuk Vaksin Corona

Kanselir Angela Merkel pun memberikan pesan khusus kepada orang-orang yang belum juga divaksin Corona hingga kini.

Ditegaskan Merkel, seperti dilansir Reuters, Jumat (12/11), bahwa warga Jerman yang belum juga divaksin Corona seharusnya memahami kalau mereka memiliki kewajiban kepada seluruh masyarakat untuk melindungi orang lain.

Merkel juga menyatakan bahwa menjadi tugas para politikus untuk jujur kepada masyarakat di tengah situasi seperti ini. Pesan itu disampaikan Merkel saat berbicara secara virtual dalam forum bisnis Asia-Pasifik atas undangan Perdana Menteri (PM) Selandia Baru, Jacinda Ardern, pada Kamis (11/11) waktu setempat.

Jumlah kasus Corona dilaporkan melonjak di berbagai wilayah Eropa dalam beberapa pekan terakhir, yang sebagian disebabkan oleh orang-orang yang tidak divaksinasi Corona yang terus menularkan virus kepada orang-orang yang berusia lebih tua dan mereka yang rentan.

Situasi itu membuat para pakar khawatir jika sistem layanan kesehatan sekali lagi akan kewalahan.

“Kita harus memperjelas bahwa saya memiliki hak untuk mendapatkan vaksinasi, dan itu menjadi keberuntungan besar, pencapaian besar untuk ilmu pengetahuan dan teknologi,” ucap Merkel saat berbicara via video link.

“Tapi saya juga memiliki kewajiban tertentu untuk berkontribusi dalam melindungi masyarakat,” tegasnya.

Diketahui, banyak warga Jerman yang tidak divaksinasi karena berada dalam kelompok usia yang secara statistik kemungkinan mengalami kasus Corona tidak terlalu parah. Namun, mereka masih bisa menularkannya ke orang lain yang berusia lebih tua dengan imun yang lebih lemah.

Akibat dari kenaikan kasus Corona ini, pemerintah Jerman membuat aturan baru. Berikut aturannya:

– Kurangi Mobilitas

Pusat pengendalian penyakit Jerman menyerukan warga untuk membatalkan atau menghindari acara-acara besar di tengah terjangan gelombang keempat pandemi virus Corona (COVID-19). Warga juga diminta untuk mengurangi kontak dengan orang lain saat kasus Corona terus melonjak.

Seperti dilansir Associated Press, Jumat (12/11), Robert Koch Institute yang memantau penularan Corona di Jerman, melaporkan bahwa tingkat penularan Corona naik ke angka 267,7 kasus baru per 100.000 warga dalam tujuh hari terakhir — dari 249,1 sehari sebelumnya.

Data terbaru Robert Koch Institute menunjukkan 48.640 kasus baru Corona terdeteksi dalam 24 jam terakhir.

Di tengah situasi terkini pandemi Corona ini, Robert Koch Institute merilis imbauan terbaru untuk warga Jerman.

“Sangat menyarankan untuk membatalkan acara-acara besar jika dimungkinkan, tapi juga mengurangi semua kontak lain yang tidak diperlukan,” demikian imbauan Robert Koch Institute.

Ditambahkan jika acara semacam itu tidak bisa dihindari, maka orang-orang diminta melakukan tes Corona sebelum menghadirinya, terlepas apakah mereka sudah divaksin atau belum.

Sebagian besar wilayah Jerman menerapkan pembatasan akses ke banyak fasilitas dan acara di dalam ruangan (indoor), namun penegakannya sering kendor.

– Aturan Prokes Diperketat

Saat ini tiga partai politik sedang berunding untuk membentuk pemerintah baru Jerman telah sepakat untuk membiarkan masa darurat yang berlaku sejak awal pandemi untuk berakhir pada 25 November mendatang.

Masa darurat tidak diperpanjang meskipun lonjakan kasus Corona terus mencetak rekor menjelang musim dingin dan lebih banyak pertemuan di dalam ruangan yang diprediksi akan mengubah Eropa sekali lagi menjadi hotspot Corona.

Sejumlah politikus Jerman menganggap masa darurat, yang mengizinkan pemerintah mem-bypass parlemen, tidak lagi diperlakukan karena vaksinasi Corona yang tengah digelar dan kebutuhan untuk membentuk normalitas baru di negara itu.

Sebagai gantinya, koalisi pemerintahan mengusulkan legislasi yang mengizinkan langkah-langkah kebersihan yang sudah ada, seperti aturan wajib masker di tempat umum indoor, untuk ditegakkan dan diperketat — tanpa memperpanjang lockdown dan jam malam yang diterapkan saat gelombang Corona sebelumnya.

Mereka juga ingin membuka kembali pusat-pusat vaksinasi dan memberlakukan kembali tes Corona gratis. Tes Corona gratis dihapus sebelumnya untuk memberikan insentif kepada warga yang bersedia divaksin Corona, namun level vaksinasi mendatar pada angka 67 persen dalam beberapa pekan terakhir.

“Kita harus mempersiapkan negara kita untuk musim dingin,” ucap calon Kanselir baru Jerman, Olaf Scholz, yang diperkirakan akan terpilih menjadi Kanselir Jerman pada awal Desember jika perundingan koalisi berlangsung sosial.

Ditambahkan Shcolz bahwa pemerintah federal dan pemimpin 16 negara bagian Jerman akan bertemu pekan depan untuk membahas lebih lanjut langkah-langkah menangkal pandemi.

 

Sumber : detik.com

Ruangpers.com

Leave a Comment

Recent Posts

Cara Urus Kartu ATM yang Tertelan, Begini Caranya

Jakarta, Ruangpers.com - Mesin ATM atau Automatic teller Machine memudahkan nasabah bank untuk melakukan transaksi…

8 jam ago

Penginapan di Tebing Tinggi Terbakar, Diduga Dipicu Korsleting Listrik

Tebing Tinggi, Ruangpers.com - Sebuah penginapan di Jalan Suprapto, Kelurahan Pasar Gambir, Kecamatan Tebing Tinggi,…

8 jam ago

Heboh Emak-Emak Ngamuk-Tampar Polisi Berujung Dilaporkan

Makassar, Ruangpers.com - Seorang emak-emak berinisial M (43) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) marah-marah…

8 jam ago

Terkait Bantuan Bencana di Desa Simangulampe, Berikut Penjelasan Kadis Sosial Humbahas

Humbahas, Ruangpers.com  - Terkait bantuan bencana di Desa Simangulampe yang katanya belum dibagikan kepada masyarakat…

1 hari ago

Polres Pematangsiantar Hadiri Penanaman Pohon di Waduk Simarimbun Perumda

Pematangsiantar, Ruangpers.com - Kapolres Pematangsiantar, AKBP Yogen Heroes Baruno SH, SIK diwakili Kasat Binmas, AKP…

1 hari ago

Main Futsal Berujung Pengeroyokan, Polsek Siantar Selatan Amankan Dua Orang Pelaku

Pematangsiantar, Ruangpers.com - Polsek Siantar Selatan berhasil mengamankan dua pelaku penganiayaan secara bersama - sama…

1 hari ago