Simalungun, Ruangpers.com – Ekowisata Harangan Girsang Paradise bak surga tersembunyi di Kabupaten Simalungun.
Berlokasi tak jauh dari kota Parapat, Ekowisata Harangan Girsang Paradise menawarkan beragam spot wisata menakjubkan.
Satu diantaranya ada Taman Wisata Sirikki yang menawarkan pesona keindahan pemandangan Danau Toba dari atas bukit.
Tak hanya Danau Toba yang terlihat, namun wisata yang dibentuk pada 2021 ini juga menawarkan keindahan hamparan sawah yang membentang mengelilingi bukit Sirikki.
“Untuk yang ke Sirikki ini memang yang menjadi daya tariknya itu keindahan viewnya yang menghadap Danau Toba dan juga persawahannya yang indah,” ungkap Ketua Pokdarwis, Hendrianto Sinaga.
Bagi para pencinta suasana alam, bukit Sirikki dapat menjadi destinasi wisata pilihan. Cukup membayar tiket masuk Rp10 ribu per orang.
Untuk sampai ke puncak bukit, wisatawan perlu mendaki kurang lebih sekitar 15-20 menit dengan berjalan kaki.
Menariknya, pendakian para wisatawan tak akan terasa terlalu melelahkan, lantaran mereka akan disuguhkan dengan banyaknya pepohonan rimbun dan bukit-bukit yang indah.
Sesampai di puncak bukit, rasa lelah para wisatawan akan terbayarkan dengan keindahan alam pohon pinus yang memenuhi bukit Sirikki.
Bagi wisatawan yang tak membawa bekal tak perlu khawatir. Para warga lokal juga telah mendirikan warung makan dengan beragam aneka menu seperti nasi goreng, Indomie goreng, Indomie kuah, dan aneka gorengan mulai dari harga Rp15ribu hingga Rp18 ribu per porsi.
Disisi lain, sebelum dijadikan lokasi wisata, Bukit Sirikki ini ini menjadi daerah yang sakral bagi masyarakat setempat.
“Sebelum kami buka jadi tempat wisata, masyarakat Girsang menganggap ini sebagai suatu kesakralan oleh para nenek moyang kita. Disitu mungkin menjadi daya tarik bagi para pengunjung,” tuturnya.
Dijelaskannya, Bukit Sirikki ini dahulu dijadikan masyarakat setempat sebagai tempat memuja.
“Jadi secara historinya, ini tempat sakral bagi masyarakat bermarga Sinaga yang berada di Kelurahan ini,” ucap Hendrianto.
Sementara itu, selain Ekowisata Harangan Girsang Paradise, ternyata begitu banyak potensi yang dapat menarik para pengunjung, seperti rumah Adat Batak.
Upaya Penyelamatan Lingkungan
Latar belakang terbentuknya Ekowisata Harangan Girsang Paradise ternyata tak semata untuk menarik wisatawan.
Namun, jika diulas kembali, ternyata hadirnya destinasi wisata ini dibentuk untuk menyelamatkan hutan pinus dari aktivitas penebangan liar.
“Kelompok atau sebagian masyarakat yang dahulunya mengusir illegal logging yang berada di atas kampung kami ini. Dari hasil tersebut, kami mendapat izin dari KPA 2 seluas 122 hektare. Setelah berjalan selama tiga tahun, anggota kelompok dapat memilah mana yang bisa dikelola para anggota untuk pertanian salah satunya ecowisata ini,” tuturnya.
Setelah diperhatikan lebih detail, ternyata ada beberapa bagian pohon pinus yang memiliki bekas pemotongan pohon-pohon.
Hendrianto mengatakan jika semenjak dijadikan lokasi wisata ataupun persawahan oleh warga, kini para oknum penebang liar kini tak lagi tampak.
Kami melarang penderesan pohon di Tempat ini agar hutan pinus ini dapat terlindungi. Setelah ecowisata kami buat di lokasi yang diberi izin, kelompok disini juga ada enam bagian wisata yang hendak dikembangkan untuk para pengunjung,” ucapnya.
Harangan Girsang Paradise menjadi buah dari aksi berani kelompok generasi muda masyarakat Kelurahan Girsang yang menolak Dan memberhentikan aktivitas illegal logging di kawasan hutan Lindung Sitahoan (Hulu Sungai Sidolon Dolon dan Sungai Halimbingan) Kelurahan Girsang pada tahun 2018.
Setelah pelaku illegal logging dapat diusir dan penghargaan atas jasa yang telah dilakukan, akhirnya kelompok mendapatkan izin untuk melestarikan dan memanfaatkan hasil hutan bukan kayu dan jasa Lingkungan Dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup melalui Kesatuan Pengelolaan Hutan Wilayah II Pematang Siantar.
Setelah mendapatkan izin, tindakan kelompok langsung melakukan penanaman pohon di area gundul dan kritis.
Kemudian, untuk mencegah banjir bandang, kelompok masyarakat membersihkan jalur Sungai Dari sisa kayu-kayu sisa penebangan liar yang terbawa hujan.
Sumber : tribunnews.com