Pakpak Bharat, Ruangpers.com – Bupati Pakpak Bharat, Franc Bernhard Tumanggor terus berupaya untuk membangun Pakpak Bharat sebagai salah satu daerah yang berdaulat dan mandiri dalam ketersediaan pangan.
Untuk mewujudkan upaya ini, Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat bersama Pemerintah Pusat saat ini tengah mengembangkan kawasan Food Estate (lumbung pangan baru), di Kecamatan sitellu Tali Urang Julu, Pakpak Bharat.
Guna tercapainya target pengembangan kawasan lumbung pangan baru ini, beberapa waktu yang lalu, Franc Bernhard Tumanggor, bersama Plt. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pakpak Bharat, serta sejumlah pihak lainnya melakukan kunjungan belajar “cross learning” ke India guna mempelajari system pertanian di Negara tersebut, yang dilaksanakan melalui undangan GMR Varalhaksmi Foundation yang disampaikan melalui Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi RI.
Diketahui, GMR Varalhaksmi Foundation adalah cabang tanggungjawab sosial perusaaan dari Grup GMR yang banyak bergerak dalam bidang Bandara, Energi, dan Infrastuktur Perkotaan.
Mandat Yayasan ini adalah bekerja sama dengan masyarakat di sekitar Grup GMR untuk membantu meningkatkan kwalitas hidup mereka. Untuk tujuan itu, GMR melaksankan berbagai proyek pengembangan masyarakat di lokasi-lokasi dimana grup GMR hadir, diantaranya melalui pengembangan Inisiatif Pertanian Alami Tanpa Anggaran (program Zero Budget Natural Framing(GBNF).
Pelaksanaan cross learning ini didasari bahwa salah satu proyek strategis Nasional Pemerintah Indonesia adalah pembangunan Progam Food Estate.
Untuk itu, Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi RI ditunjuk oleh Pemerintah, bertanggungjawab melakukan koordinasi dalam pelaksanaan Food Estate dimana Kabupaten Pakpak Bharat merupakan salah satu dari bagian ekosistem penunjang pengembangan food estate di Sumatera Utara.
Keberhasilan GMR Varalhaksmi Foundation dalam menerapkan ZBNF di Negara India, salah satu Negara yang dulu dikenal tandus, namun kini mampu mengolah tanah kering menjadi lahan pertanian yang potensial dan subur, dianggap layak untuk dicontoh dan dikembangkan di wilayah Kabupaten Pakpak Bharat.
Tujuan penting dari kunjungan ini diantaranya adalah untuk mempelajari teknologi natural farming yang diimplementasikan oleh ZBNF, mempelajari Organisasi Masyarakat yang menggerakkan praktik natural farming, memahami praktik terbaik melalui kunjungan lapangan dan interaksi dengan petani, melihat kemungkinan untuk berkolaborasi dalam penelitian dan implementasi ZBNF di Indonesia, serta meningkatkan pendapatan/kesejahteraan petani itu sendiri.
Kedepannya, kita akan memperbanyak program kunjungan belajar ini, dengan membawa para petani Indonesia untuk belajar tentang ZBNF ini langsung ke pusatnya di India, jelas Van Basten.
Beberapa daerah yang menjadi tujuan cross learning di India, termasuk Provinsi Andhra Pradesh, mengunjungi lembah Arakhu distrik Alluri Sitamaraju, Provinsi Andara Pradesh untuk mempelajari dan melaksanakan praktek langsung natural farming yang diimplementasikan oleh RySS APCNF.
Kunjungan lapangan di Desa Baligaguda dan Desa Demuduvalasa, melihat penanaman dengan metode multi cropping, serta pentingnya seed Bank dalam program natural farming, bersama tim APCNF mengunjungi Desa Pedaguruvu dan Desa Hukumpetta untuk melihat sistem inteecroping dan demontrasi pembuatan pestisida organic.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Pakpak Bharat juga melakukan beberapa pertemuan diantaranya dengan Shri T Vijay Kumar (Eksekutif vice chairman RySS APTCFN), melakukan pertemuan bersama dengan Mr. Avanis Kumar (Director) dan Ms K. Bharathi (Program Manager from GMRV dan Mr. Muralidhar G (Consultants RySS) di kantor GMRF, Shamsabad- Hyderabad mendiskusikan kolaborasi antara Indonesia dan India dalam bidang Comunity Managent Natural Farming ke depannya, terutama di area Food Estate yang ada di Sumatera Utara serta banyak kegiatan lainnya.
Shri T Vijay Kumar menyarankan agar Tim Indonesia dapat merancang pilot project dengan bertemakan community- managed Natural Farming di beberapa desa selama 3 tahun ke depan, mengidentifikasi petani champions yang dapat mengeksekusi program natural farming ini, dapat menyiapkan dokumen prosedur natural farming dalam bahasa Indonesia sehingga dapat lebih mudah dipelajari dan dipraktikkan oleh petani lokal dan juga RySs dapat mengirimkan tim yang terdiri dari para petani terbaik mereka untuk melatih petani lokal dalam implementasi program Natural Farming ini.
Disela kegiatan ini, Franc Bernhard Tumanggor menyampaikan harapan besarnya bagi kemajuan system pertanian di Kabupaten Pakpak Bharat yang dia pimpin saat ini.
Dia optimis system pertanian yang dilakukan di Negara India ini bisa dicontoh dan diaplikasikan di Kabupaten Pakpak Bharat.
Saya melihat kondisi tanah kita di Kabupaten Pakpak Bharat yang jauh lebih subur dibandingkan tanah di sini, namun mereka, para petani di sini, jauh lebih maju dari pada kita.
Ini tentu berkat adanya kemauan dan dukungan dari semua pihak, mudah-mudahan system pertanian ini dapat kita aplikasikan di Kabupaten Pakpak Bharat, harap dia optimis.
(JB)