Medan, Ruangpers.com – Terdapat berbagai seni budaya dan upacara adat yang berasal dari masyarakat Suku Batak. Salah satunya yang bikin salut adalah upacara adat Manalungi Natua-tua, suatu bentuk membalas jasa orang tua selama ini.
Dilansir dari laman Universitas Stekom, Manulangi natua-tua merupakan sebuah upacara adat Suku Batak yang dilakukan dengan memberi makan kepada orang tua. Sangat khusus dilakukan bagi si anak ketika orang tua menginjak masa tua.
Upacara Manulangi Natua-tua ini biasanya dilakukan ketika orang tua memasuki masa-masa kritis (mendekati kematian). Khasnya pula, upacara adat ini hanya boleh dilakukan bagi orang tua yang sudah memiliki cucu.
Upacara ini dapat juga dimaksudkan agar penyakit dan bencana menjauh dari orang tua. Sehingga bagi para anak dan cucu, upacara ini menjadi kesempatan agar bisa mendapatkan berkat yang dipancarkan oleh sang orang tua.
Latar Belakang Manulangi Natua-tua
Manulangi Natua-tua ini menjadi kegiatan adat yang dekat dengan masyarakat orang Batak. Bahkan dalam tatanan dan adatnya, tradisi ini menjadi bagian dari hidup dan kehidupan mereka yang menjadi kebiasaan.
Semua tradisi dan upacara adat yang ada di dalam kehidupan masyarakat Batak memang selalu dianggap bermakna dan diyakini membawa berkat. Diketahui, Tradisi Manulangi Natua-tua ini juga masing sering dilakukan.
Upacara Manalungi Natua-tua biasa dapat terjadi atau dilakukan karena berbagai hal dan peristiwa. Berikut contohnya:
1.Seorang wanita yang hamil untuk pertama kali, sehingga melakukan tradisi ini supaya diberkati anak yang dikandungnya.
2.Ketika seorang wanita sudah lama tidak melahirkan satu anak pun, maka ia akan pergi beserta suami dan para kerabat ke rumah orang tuanya untuk melakukan Manalungi. Dengan tujuan supaya ia diberkati dan melahirkan anak.
3.Dilakukan anak kepada ayah atau ibu yang sudah tua (Manalungi Natua-tua), dengan memohon agar mendapatkan berkat darinya
Kekhasan Tersedianya Daging dalam Upacara Manalungi Natua-tua
Dalam upacara adat batak, pantang tidak ada makan dan makanan. Adapun kekhasan dalam acara makan suku Batak ialah tersedianya daging yang harus disiapkan sebelum acara digelar.
Terdapat dua jenis daging yang khas dalam acara makan suatu upacara adat Batak yakni daging babi dan kerbau. Kerbau dianggap sakral, karena menjadi hewan yang berharga telah membantu petani membajak sawah.
Uniknya pula, daging yang digunakan dalam upacara adat Batak bukan daging yang dibeli dari pasar, namun harus hewam yang disembelih. Sehingga tidak heran, jika terjadi penyembelihan kerbau saat acara adat.
Sebelum hewan disembelih juga akan selalu dihatahon (diucapkan doa khidmat) sehingga makanan akan dianggap sudah disucikan (na tinabean) dan membawa keberuntungan. Sehingga sangat berkaitan dengan hidangan utama makanan dalam upacara Manulangi Natua-tua.
Proses Pelaksanaan Manulangi Natua-tua
Proses pelaksanaan upacara adat ini harus diawali dengan pembicaraan antar anak mengenai kapan dan dimana upacara dilakukan. Upacara dapat dilakukan ketika sudah ada kesepakatan dari tiap anak dan cucu di rumah orang tua.
Penyuapan makanan akan dilakukan oleh semua keturunan dari orang tua secara berurutan. Dimulai dari anak laki-laki paling tua serta istrinya sampai anak laki-laki paling muda serta istrinya juga.
Lalu dilanjutkan oleh cucu anak laki-laki yang tertua hingga termuda. Tibalah giliran anak perempuan paling tua beserta suaminya hingga anak perempuan paling muda. Selanjutnya diikuti oleh cucu perempuan.
Manalungi na tua-tua ini akan dilakukan setiap anak dengan menyuapi makanan kepada orang tua sebanyak tiga kali sambil diiringi kata-kata kasih sayang. Terkadang dalam acara adat ini juga dilakukan pembagian harta warisan secara paruma tano dan paruma gogo.
Paruma tano dan paruma gogo memiliki makna bahwa pembagian harta warisan sudah dibagi, namun akan tetap dipegang terlebih dahulu oleh orang tua sampai ia meninggal. Biasanya pembagian warisan dilakukan sebelum Manulangi Natua-tua dan dihadiri kerabat dekat.
Sumber : detik.com