Medan, Ruangpers.com – Upacara saur matua menjadi tradisi yang masih kekal di kalangan Suku Batak. Upacara kematian ini dibutuhkan dana tak sedikit sebagai penghormatan kepada leluhur.
Kata saur memiliki arti sempurna.Sementara matua yakni tua. Sehingga saur matua kadang diartikan sebagai usai tua. Maka harus dilaksanakan dengan adat yang sempurna untuk melepas keluarga ini. Bahkan, saurmatua itu disebut utang di dunia.
Dikutip dari jurnal penelitian mahasiswa Eva Junita dari Universitas Riau menyebutkan keluarga yang tinggalkan harus mengorbankan seekor kerbau sebagai lambang bahwa yang meninggal sudah saur matua (sempurna).
Dalam buku Batak Na Marserak (Orang Batak Yang Terpencar) karya Sitanggang, JP menyebutkan, saat upacara ini semua keluarga harus hadir. Sehingga terkadang, jenazah belum bisa dilaksanakan ucapaca jika anak, cucu hingga cicitnya belum tiba.
Mereka berkumpul untuk menghantarkan jenazah ketempat peristirahatan terakhir Seseorang yang meninggal dalam keadaan sempurna tidak akan membuat keluarga sedih.
Oleh etnik Batak Toba, kepala adat memiliki pengaruh besar dalam segala hal temasuk dalam acara pelaksanaan upaca saur matua. Bahkan upacara saur matua dijadikan tolak ukur status sosial seseorang dalam masyarakat.
Sumber : iNews.id