Kabul, Ruangpers.com – Menteri Pertahanan (Menhan) Taliban, Mullah Mohammad Yaqoob, mengeluarkan teguran terhadap perilaku sejumlah komandan dan petempur Taliban usai kelompok itu sukses mengambil alih Afghanistan bulan lalu. Yaqoob menegaskan bahwa perlakuan kasar tidak akan ditolerir.
Seperti dilansir Reuters, Senin (27/9/2021), dalam pesan audionya, Yaqoob menyatakan bahwa sejumlah ‘penjahat dan bekas tentara’ yang diizinkan untuk bergabung dengan unit-unit Taliban diketahui melakukan serangkaian pelanggaran yang terkadang disertai kekerasan.
“Kami mengarahkan Anda untuk menjauhkan mereka dari barisan Anda, atau tindakan tegas akan dilakukan terhadap Anda,” tegas Yaqoob terhadap para komandan dan petempur Taliban.
“Kita tidak ingin orang-orang seperti itu ada dalam barisan kita,” imbuhnya.
Pesan dari salah satu menteri paling senior Taliban ini menggarisbawahi permasalahan yang terkadang dimiliki penguasa baru Afghanistan ini, terutama dalam mengendalikan pasukan tempur saat mereka beralih dari pemberontakan ke pemerintahan damai.
Sejumlah warga Kabul mengeluhkan perlakuan kasar para petempur Taliban yang mereka temui di jalan, yang terkadang berasal dari wilayah lainnya dan tidak terbiasa berada di kota-kota besar.
Mereka juga melaporkan sejumlah aksi pembalasan terhadap anggota bekas pemerintahan Afghanistan dan personel militer atau aktivis masyarakat sipil, meskipun Taliban sebelumnya menjanjikan amnesti untuk semuanya.
Yaqoob menyatakan ada sejumlah laporan terpisah soal praktik eksekusi mati tanpa izin, dan dia menegaskan bahwa perilaku semacam itu tidak akan ditolerir.
“Seperti Anda semua ketahui, di bawah amnesti umum yang diumumkan di Afghanistan, tidak ada mujahid yang memiliki hak untuk membalas dendam kepada siapa pun,” tegas Yaqoob dalam peringatannya untuk petempur Taliban.
Tidak jelas insiden mana yang dimaksud oleh Yaqoob, atau apa yang memicunya merilis pesan ini. Pesan audio ini dipublikasikan pada akun Twitter milik Taliban dan disebarluaskan di media sosial.
Terdapat sejumlah laporan soal ketegangan di dalam Taliban, terutama antara komandan pertempuran yang lebih garis keras dengan para pemimpin politik yang bersedia untuk berkompromi dengan pemerintahan di luar Afghanistan.
Sumber : detik.com