Medan, Ruangpers.com – Nover Baruwu (34), sopir mobil Toyota Avanza hitam BB 1238 QA yang diduga menabrak 2 pak Ogah atau relawan lalu lintas memberikan pengakuan mengejutkan.
Secara gamblang ia mengaku tidak mengetahui telah menabrak manusia di Jalan AH Nasution Medan, lokasi ditemukannya 2 jenazah pada Jumat lalu.
Bahkan, ia menegaskan dirinya tidak dalam kondisi mabuk.
Dia menuturkan dirinya hanya menabrak pohon yang berjarak sekitar 10 meter dari penemuan mayat.
Saat itulah mobilnya berhenti dan dia keluar.
Sementara, dia telah diamankan pada Jumat sore sekitar pukul 15:00 WIB oleh personel polisi di lokasi.
Ia diduga orang yang menabrak Mardian dan Andi hingga tewas dan jasadnya ngapung di parit.
Hal ini diungkapkan Nover ketika diwawancarai usai dihadirkan saat olah tempat kejadian perkara (TKP) oleh Bid Labfor Polda Sumut, Sabtu 1 Juli sore.
Saat dihadirkan di lokasi, ia mengenakan celana jins, kaus biru dongker. Ia berulang kali diajak ke beberapa titik lokasi kejadian yang sudah ditandai.
Bahkan dia diajak melihat lokasi kedua mayat pak Oga ditemukan. Seperti lupa-lupa ingat dia nampak sedikit bicara.
“Kondisi kurang fit, gak tahu, gak sadar nabrak orang. Saya tahunya berhenti di pohon,”kata Nover Baruwu (34), kepada Tribun Medan, sopir Toyota Avanza berwarna hitam BB 1238 QA, saat olah TKP bersama Bid Labfor Polda Sumut, Sabtu (1/7/2023) sore.
Nover menjelaskan, saat kejadian dia melaju dari arah Jalan Sisingamangaraja (Amplas), ke Jalan Tritura, lalu ke Jalan AH Nasution.
Waktu itu dia baru saja mengisi acara sebagai pemain keyboard. Namun dia membantah kalau mengemudi dalam keadaan mabuk hingga tak sadar telah menabrak dua orang sekaligus.

“Saya pemain keyboard. Gak (mabuk),”ucapnya.
Sebelumnya, dua mayat pria ditemukan tewas di dalam drainase Jalan AH Nasution, arah ke Simpang Pos, Jalan Letjen Jamin Ginting, tak jauh dari kantor Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara, Jumat (30/6/2023) pagi.
Mayat ditemukan di parit dengan posisi mengapung dan telungkup di depan sebuah gudang.
Ciri-ciri mayat yang pertama mengenakan kaos garis-garis berwarna biru putih. Dan kedua menggunakan kaos garis-garis berwarna merah.
Jarak keduanya ditemukan sekitar 3 meter dari mayat 1 ke mayat satunya lagi.
Di lokasi atau tepatnya di area parkiran gedung Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSI), ada mobil berwarna hitam ringsek pada bagian depan sebelah kiri, dua pintu sebelah kiri penyok, ban depan kiri pecah dan kaca belakang sebelah kiri juga pecah.
Kemudian, ban sebelah kanan belakang mobil juga pecah dengan kondisi velg gosong dan penyok.
Mobil ini diduga yang menabrak keduanya. Sebab, keterangan salah satu sekuriti, sekitar pukul 01:30 WIB ada kecelakaan lalu lintas dan diduga pemilik mobil menitipkan mobilnya ke Gedung yang dijaganya.
Sekitar 10 meter dari penemuan mayat juga ditemukan sebuah pohon jenis mahoni terkelupas.
Pohon ini diduga sempat tertabrak oleh mobil yang ditemukan ini.
Salah satu saksi di lokasi, Mawardi mengatakan, penemuan mayat itu pertama kali diketahui oleh istrinya, Jumat 30 Juni sekitar pukul 06:00 WIB.
Saat itu, istri Mawardi baru mengambil air, dan ketika melihat ke parit ada dua mayat.
Kemudian istrinya memanggilnya, lalu mereka memanggil pihak terkait.
Baca Juga : Kasus 2 Mayat Dalam Parit Diduga Korban Kecelakaan di Medan, Polisi Amankan 1 Orang
“Jam 6 kurang lebih. Mengapung gitu mayatnya,”kata Mawardi, Jumat (30/6/2023).
Mawardi menyebut, tak ada kendaraan roda dua ditemukan di lokasi.
Namun ada sejumlah barang-barang berserakan di lokasi.
Sekitar pukul 09:00 WIB mayat langsung dievakuasi. Lokasi juga dipasangi garis Polisi.
Sumber : tribunnews.com