Medan, Ruangpers.com – Kolam Renang Sejahtera di Jalan Sejahtera, Kecamatan Medan Helvetia ditutup sementara oleh petugas Polsek helvetia, setelah ada bocah tewas tenggelam.
Adapun bocah yang tewas tenggelam di Kolam Renang Sejahtera itu berinisial PA (6).
PA tewas tenggelam di Kolam Renang Sejahtera karena ditinggal oleh ibunya mandi.
Kapolsek Medan Helvetia, Kompol Heri Sihombing mengatakan, saat ini pihaknya sedang melakukan pemeriksaan terhadap pengelola kolam renang tersebut.
“Sudah kami periksa pengelolaan kolam renangnya,” kata Heri kepada Tribun-medan.com, Selasa (2/8/2022).
Ia menjelaskan, untuk saat ini kolam renang tersebut sudah tidak beroperasi dan telah dipasang garis polisi.
Namun, kolam renang tersebut akan buka kembali setelah proses pemeriksaan selesai.
“Masih tutup. Secepatnya (buka), karena kita police line cuma terkait olah TKP saja,” sebutnya.
Kronologis bocah tewas tenggelam
PA, bocah kelas satu SD ditemukan tewas tenggelam di Kolam Renang Sejahtera yang ada di Jalan Sejahtera, Kecamatan Medan Helvetia.
Menurut polisi, bocah kelas satu SD itu tewas tenggelam di Kolam Renang Sejahtera karena sempat ditinggal oleh ibunya.
Dari keterangan Kanit Reskrim Polsek Helvetia, Iptu M Theo Dwi Hutama, insiden bocah kelas satu SD tewas tenggelam di Kolam Renang Sejahtera itu terjadi pada Minggu (31/7/2022) sekira pukul 15.00 WIB.
Ceritanya, sebelum kejadian PA dan orangtuanya datang ke lokasi untuk menghabiskan waktu akhir pekan.
“Dari keterangan saksi yang kita dapat, korban datang ke kolam renang itu bersama dengan orang tuanya,” kata Theo kepada Tribun-medan, Senin (1/8/2022).
Ia mengatakan, setibanya di sana kemudian ibu korban pergi ke kamar mandi dan meninggalkan anaknya di kawasan kolam renang.
“Setelah ibu korban siap dari kamar mandi dilihatnya anaknya sudah berada diatas kolam renang, tepatnya disamping kolam renang dengan posisi sudah tergeletak,” sebutnya.
Theo menjelaskan, ternyata korban sempat menceburkan diri ke dalam kolam renang dan mendapatkan pertolongan oleh penjaga kolam.
“Ibunya itu melihat anaknya sedang diberikan nafas buatan oleh penjaga kolam, dalam keadaan tergeletak di pinggir kolam renang,” bebernya.
Dijelaskannya, ketika itu korban pun tak kunjung sadarkan diri dan di bawa ke rumah sakit Sufina Aziz untuk mendapatkan perawatan medis.
Namun sayangnya, setibanya di sana nyawa bocah tersebut pun tidak tertolong lagi.
“Langsung ditangani oleh dokter di sana, tak lama korban dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 15.15 WIB,” pungkasnya.
Kasus serupa karena orangtua sibuk main HP
Kasus bocah tenggelam di kolam renang juga pernah terjadi pada 29 Maret 2022 lalu.
Kala itu, bocah berinisial D yang masih berumur 4 tahun meninggal dunia tenggelam di objek wisata kolam renang Tirtamas, Jalan Sultan Serdang, Kampung Banten Pasar VIII, Dusun XI, Desa Bangun Sari Baru, Kecamatan Tanjungmorawa, Kabupaten Deliserdang.
Menurut polisi, D merupakan warga Dusun I, Desa Telaga Sari, Kecamatan Tanjungmorawa.
Informasi yang dihimpun di Polsek Tanjungmorawa ,peristiwa nahas itu terjadi sekira pukul 15.40 WIB.
Awalnya korban bermain di kolam bersama ayahnya, Sukardi di kedalaman 15 meter.
Beberapa menit kemudian, mereka berpindah ke kolam anak-anak ukuran 50 cm.
Tidak lama kemudian ayahnya itupun sempat berpindah dan pergi meninggalkan korban.
Saat itu korban diawasi oleh Tutik yang tidak lain adalah ibunya.
Baru sekitar 15 menit meninggalkan anaknya, Sukardi pun melihat bahwa anaknya tenggelam dan telah diangkat pengunjung lain ke pinggir kolam.
Saat itu korban pun selanjutnya dibawa cepat-cepat ke klinik yang tidak jauh dari lokasi.
Saat itu kondisi korban sudah tidak lagi bergerak dan kemudian dinyatakan juga sudah meninggal dunia dan tidak dapat diselamatkan lagi.
Diduga korban meninggal dunia akibat lalainya ibunya yang fokus menggunakan handpone dan tidak benar-benar dalam menjaga korban ketika ditinggal berenang.
Kapolsek Tanjung Morawa, AKP Firdaus Kemit melaporkan kalau pihaknya telah melakukan cek Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Selain itu juga sudah diperiksa saksi-saksi. Tidak hanya orangtua korban juga pegawai kolam renang ikut diperiksa.
“Sudah dibuat juga surat pernyataan tidak keberatan dari orangtua korban,” kata Firdaus Kemit.
Sumber : tribunnews.com