Karo, Ruangpers.com – Belakangan ini, ramai film yang menyajikan keindahan Danau Toba dan cerita masyarakat Sumatera Utara.
Melihat banyaknya kekayaan alam di Sumatera Utara, membuat sineas Kabupaten Karo juga berencana akan membuat film yang menyajikan indahnya danau vulkanik yang memiliki panjang 100 kilometer, lebar 30 kilometer, dan kedalaman 508 meter itu lewat film yang diberi judul Perik Sidua-dua.
Produser Film Perik Sidua-dua Benson Kaban, menjelaskan film ini bercerita tentang kisah asmara seorang pemandu wisata dengan tamu prianya asal Barat.
Dirinya menjelaskan, ketika kembali ke negaranya pria tersebut merasakan rindu dan tak sadar telah jatuh cinta.
Film ini berlatar di Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo. Selain Tongging, nantinya set film juga akan mengambil gambar di 17 destinasi wisata lainnya di Kabupaten Karo, salah satunya kota wisata Berastagi.
Seperti diketahui, Berastagi ialah kawasan wisata yang hanya memiliki jarak 30-an km dengan Gardu Pandang Tongging, yang digunakan sebagai posko utama produksi film layar lebar tersebut.
“Film ini bertemakan promosi wisata Danau Toba dengan kearifan lokal berbentuk karya seni lagu dan film, baik panorama alamnya, situs sejarah dan karakter lokalnya,” Ujar Benson, Minggu (9/10/2022).
Dijelaskan Benson, sekitar 70 persen dialog film ini berbahasa Inggris, sisanya 30 persen berbahasa lokal Sipitu Huta (Karo, Simalungun, Toba dan Pakpak) dengan Subtitle bahasa Indonesia.
“Di film ini juga kita sajikan banyaknya destinasi wisata di kabupaten Karo sebagai penopang suksesnya program Pemerintah bertajuk Geopark Kaldera Toba, sebab Pemerintah Ingin Danau Toba menjadi “Monaco Of Asia”,” Ucapnya.
Di tempat serupa, penulis film ini Hujan Tarigan menjelaskan nantinya pemeran utama perempuan akan dicari melalui proses casting.
Di mana, ada tiga syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi peran utama wanita seperti bisa berbahasa Inggris, ada keinginan mempelajari karakter asli perempuan karo dan kultur Sipituhuta di Tongging sekitar, kemudian memiliki bakat di dunia traveling.
“Sedangkan pemeran pria asal Barat, kita sudah ada yaitu seorang pria usia 22 tahun berdomisili di Leide saat ini,” Ucapnya.
Hujan menjelaskan, syuting perdana akan dimulai pada akhir bulan Oktober, dalam momen Kerja Tahun Desa Rumah Berastagi.
Sementara puncak produksi akan digelar pada tanggal 22 Desember 2022 hingga pertengahan bulan Januari 2023.
“Film ini akan diputar perdana (Gala Premiere) di Bandung pada awal bulan Maret tahun 2023, mengingat lagu Perik Sidua-dua tercipta di Bandung pada tahun 1981, saat pencipta lagu Rahmat Barus masih aktif kuliah sejak tahun 1977,” Katanya.
Film ini tergolong film lokal, yang diupayakan bisa tayang di Layar Lebar dengan memiliki kontrak legal dengan perusahaan seperti XXI. Untuk itu, perihal standart produksinya akan disesuaikan dengan platformnya.
“Film ini diperhitungkan akan berbiaya Rp1,250 Milyar dan merupakan modal awal perusahaan dan Rp750 juta sisanya diharapkan dari pada kontributornya,” Ungkapnya.
Lebih lanjut, ia berharap dengan kekuatan ide cerita dan naskah film yang baik, juga power dari 75 orang kontributor tertulis (Booklet), film ini akan masuk titik aman BEP jika sudah mampu menembus 100.000 orang penonton.
Di mana, modal 10 juta sudah menjadi 15 Juta, selain itu pembagian akan berlangsung hingga masa kontrak berakhir dengan perusahaan Bioskop.
Selanjutnya film ini akan dilepas menjadi milik publik, artinya bebas diakses oleh masyarakat luas melalui platform Youtube.
Sumber : tribunnews.com