Medan, Ruangpers.com – Bagi Suku Batak, wanita adalah makhluk yang sangat dimuliakan.
Makanya, mereka tak hanya dihormati dan disayangi, tapi juga diperjuangkan.
Apalagi bagi yang ingin meminangnya, butuh lebih dari usaha untuk bisa menjadikan seorang wanita Batak sebagai istri.
Salah satunya lewat Sinamot itu.
Sinamot atau tuhor ni boru dalam budaya adat Batak Toba adalah pembayaran perkawinan dalam bentuk uang yang diberikan pihak paranak (laki-laki) kepada pihak parboru (perempuan) sebagai tanda awal dari pembentukan keluarga.
Keberadaan Sinamot hukumnya adalah wajib.
Tak hanya sebagai syarat sah nikah, tapi juga ambang perjuangan.
Di Batak, takkan ada seorang bapak atau orang tua yang rela anaknya diboyong tanpa realisasi berupa Sinamot oleh seorang pria.
Sinamot jadi bukti nyata yang paling kelihatan, terutama kepada keluarga besar, tentang kesungguhan pria.
Makanya, begitu Sinamot rampung diberikan, keluarga pun akan merasa lega dan puas.
Ini jadi indikasi jika si wanita mendapatkan pria yang baik dan mau berjuang untuknya.
Sinamot ini nantinya digunakan sebagai alat pembayaran yang digunakan untuk membiayai pesta adat perkawinan dan membeli segala keperluan untuk adat pesta perkawinan.
Misalnya beli ulos, ongkos bus pihak keluarga Perempuan, beli kado dan lain sebagainya.
Jumlah dan proses pemberian sinamot ditentukan berdasarkan pertimbangan oleh kedua keluarga calon pengantin.
Biasanya dilakukan secara bertahap melalui acara adat marhata sinamot.
Sinamot bukan ditujukan kepada pengantin perempuan melainkan diberikan kepada orangtua perempuan melalui proses negosiasi kedua keluarga.
Uang sinamot bukan untuk membeli sepeda motor, untuk berfoya-foya atau untuk membeli smartphone terbaru, tetapi fungsi sinamot adalah untuk membiayai keperluan adat pesta.
Dalam bahasa Batak, sinamot berarti uang mahar.
Proses kesepakatan dan serah-terima sinamot disebut sebagai Marhata Sinamot.
Acara tersebut diadakan sebelum proses Martumpol, yaitu bertunangan.
Martumpol sendiri biasanya dilakukan dua minggu sebelum prosesi pernikahan.
Lalu berapakah uang sinamot yang biasanya disetorkan oleh calon mempelai pria? Nah, ini uniknya.
Besaran uang sinamot didasarkan pada perhitungan tertentu, biasanya diukur berdasarkan sejumlah faktor ini:
– Tingkat pendidikan mempelai wanita.
– Pekerjaan mempelai wanita saat ini.
– Jarak tempat tinggal antara wanita dan pria. Status dalam silsilah keluarga.
– Status sosial keluarga.
– Reputasi atau citra mempelai wanita di masyarakat.
– Status rupa (Iya, serius. Makin cantik calonnya, makin mahal pula sinamotnya).
– Penghitungan uang sinamot ini tidak ada rumus pastinya.
Yang jelas, nilai sinamot yang akhirnya dibayarkan oleh pihak pria merupakan hasil negosiasi antara dua keluarga calon mempelai.
Sumber : tribunnews.com