Simalungun, Ruangpers.com – Baru-baru ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno sambangi Kampung Warna-warni yang berada di jantung Kota Parapat.
Tepatnya, pada Rabu (20/7/2022), ia menyampaikan rasa kagumnya atas keindahan Kampung Warna-warni tersebut.
Bahkan, Menparekraf Sandiaga Uno mengumumkan bahwa desa wisata Kampung Warna-warni Tigarihit, Parapat masuk 50 besar desa wisata Indonesia 2022. Pengumuman yang disambut tepuk tangan.
Usai mengelilingi kampung warna-warni Tigarihit yang berlokasi di Kecamatan Parapat, Kabupaten Simalungun, Menteri Sandiaga Uno menyampaikan lebih dari 3000an desa wisata di Indonesia yang sudah masuk dalam daftar desa wisata.
“Total 3500 desa wisata di seluruh Indonesia yang sudah terdaftar. Ini tembus 50 besar. Ini merupakan sebuah prestasi,” ujar Menteri Sandiaga Uno, Rabu (20/7/2022).
Sebuah kampung di tengah Kota Parapat kini menarik perhatian yang dinamai Kampung Warna-warni. Kampung ini terletak di pinggiran Danau Toba.
Kampung yang berjarak sekitar 100 meter dari pintu utama kota Parapat ini berada di Kecamatan Girsang Sipanganbolon, Kabupaten Simalungun, Propinsi Sumatera Utara.
Memasuki kampung warna-warni Tigarihit tidaklah sulit. Pada pintu gerbang kampung tersebut, berdiri kokoh Gapura Tigarihit The Garden Hill.
Perjalanan menuju puncak kampung tersebut dari gapura sepanjang 125 meter. Jalan menuju kampung ini diapit oleh nuansa warna warni rumah warga yang disulap menjadi Homestay. Dengan paduan warna yang menarik, pengunjung akan mampu bertahan.
Menurut Kepala Pokdarwis Kampung warna Warni Tiga Rihit Mike W Sinaga, Perkampungan ini sangat khas dengan multi budaya, karena didiami oleh multietnik dan agama.
“Semua hidup berdampingan dengan aman dan tertib, sehingga menjadi salah satu ikon yang memiliki daya tarik tersendiri bagi para pengunjung,” ujar Kepala Pokdarwis Kampung warna Warni Tiga Rihit Mike W Sinaga.
“Bukan hanya suguhan panorama Danau Toba yang yang asri dari puncak kampung, tapi kita sediakan homestay, kuliner dan atraksi wisata dari multi etnik dan agama juga bisa kita suguhkan dari kampung ini,” sambungnya.
Mike mengatakan warga kampung mulai berbenah dan kita ajak belajar melestarikan budaya baik adat Simalungun dan Toba, misalnya bertenun ulos Toba dan Simalungun.
“Selain bertenun, kita juga membuat atraksi dan tarian daerah yang dikolaborasi, bahkan kuliner khas daerah,” sambungnya.
Ia menyampaikan bahwa hal tersebut dilakukan guna mengangkat citra kampung ini.
Sumber : tribunnews.com