Hukum

Fakta-Fakta Pembunuhan Echa Tampubolon: Terungkap Status Korban, Sang Pacar, hingga Pelaku Ditangkap

Medan, Ruangpers.com – Fakta-fakta kematian tragis wanita berparas cantik asal Balige, Echa Tampubolon (32).

Echa Tampubolon ditemukan tewas mengenaskan di kamar kosnya di Jalan Pelajar, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Sumatera Utara.

Keterangan pemilik kos

Novi Simatupang, anak pemilik indekos Echa Tampubolon mengungkap, teman sebelah kamar korban bernama Lia sempat mendengar suara lirih seperti meminta tolong.

Suara itu didengar pada Kamis malam pukul 20:00 WIB, atau beberapa jam sebelum ditemukan lemas. Suara itu berulang-ulang didengar saksi sampai akhirnya ia memanggil ibu kost berinisial ELB (63) dari dalam rumah. Namun ketika mereka berdua mendatangi depan kamar Echa, suara itu tidak terdengar lagi.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Di dekat kamar hanya ada sebuah sepeda motor yang diduga milik pelaku. Meski begitu, dua saksi ini tak berani memanggil atau mengetuk pintu.

Setelah setengah jam pemilik duduk di depan kamar dan tak ada mendengar suara apapun, maka pemilik indekos pergi keluar selama sekitar satu jam. “Pertama kamar kos sebelahnya lari ke mama saya bilang, ada suara macam minta tolong. Suara seperti sesak nafas begitu. Jadi mama saya datang kemari, dekat kamar kos korban tapi senyap,”kata Novi, Senin (4/12/2023).

Kata Novi, sepulang ibunya, pemilik kos pun sempat melihat ke arah kamar kos Echa, yang memang berada di paling depan. Karena tak melihat apapun, ia lantas masuk ke dalam rumah.

Korban ditemukan tanpa busana

Sekitar satu jam kemudian atau sekira pukul 21:30 WIB, pria yang biasa dipanggil Ginting, diduga pacar korban berteriak kalau korban kritis. Di sinilah pemilik kos dan beberapa anak kos lainnya mendatangi kamar korban. Saat dilihat, korban tergeletak di lantai kamarnya tanpa mengenakan pakaian.

Bagian pinggang ke bawah hanya ditutup kain selimut, sementara bagian atas bertelanjang dada.

Lanjut Novi, korban saat itu masih bernapas meski kesusahan. Bahkan ketika didudukkan dan saat dibawa menggunakan mobil masih bernapas. Namun nyawa korban sudah tidak dapat tertolong ketika tiba di rumah sakit dinyatakan meninggal dunia. “Masih bernyawa. Sudah lemas dia,”ungkapnya.

Echa Tampubolon tinggal di indekos Jalan Pelajar, nomor 138, Kecamatan Medan Kota baru sekitar 2 bulan. Dari yang diketahui pemilik kos, ia tinggal sendirian. Pengakuannya, korban berjualan pakaian secara online. Selama ini korban dan pemilik kos juga sempat berinteraksi. Bahkan sempat membantu saat di rumah tersebut mengadakan acara keluarga.

“Mama saya kenal sama korban, sering ngobrol sama mama saya, ke dalam dan bantu mama saya masak. Anaknya baik, baru ada acara keluarga disini dan dia bantu mama saya buat makanan,”terangnya.

Sampai saat ini pemilik kos belum mengetahui siapa terduga pelaku yang membunuh Echa Tampubolon. Mereka tak mau menerka-nerka. Namun yang pasti, ada sebuah sepeda motor terparkir di depan saat pertama kali terdengar suara korban meminta tolong. Menurut mereka, itu bukan sepeda motor pria yang akrab dipanggil Ginting.

Tetapi, kata Novi, ketika Ginting datang sekira satu jam kemudian, sepeda motornya diparkirkan agak jauh dari indekos. Sementara menurut saksi, dia masuk ke kamar dan sempat mengambil air dari kran depan rumah sebanyak dua kali. Setelah itulah baru ia berteriak dan meminta pertolongan. “Sepeda motor diletakkan jauh,”pungkasnya.

Terduga pelaku telah ditangkap

Sementara, Sat Reskrim Polrestabes Medan menyatakan telah menangkap terduga pelaku pembunuhan Echa Tampubolon.

Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Teuku Fathir Mustafa mengatakan pelaku bernama Panji Satria.

Menurut informasi, Panji ditangkap pada hari Sabtu (2/12/2023) atau dua hari setelah kejadian.

Namun demikian, Kompol Fathir belum menjelaskan apa motif panji membunuh korban. Katanya, proses pemeriksaan masih terus berlangsung.

“Pelaku atas nama Panji Satria sudah kami tahan. Untuk lengkapnya nanti disampaikan,”kata Kompol Teuku Fathir Mustafa, Senin (4/12/2023).

Korban ternyata single parent

Korban, Echa Tampubolon ternyata seorang janda anak satu. Hal ini diungkap Novi Simatupang, anak pemilik indekos, Senin (4/12/2023).

Kata Novi Simatupang, Echa Tampubolon sedang menjalin hubungan dengan pria yang akrab dipanggil Ginting, pria yang pertama kali menemukan Echa lemas tergeletak di lantai kamarnya. Bahkan, keduanya dikabarkan akan menikah pada bulan Desember ini.

Namun, kata Novi, rencana pernikahan mereka ditunda karena keluarga pria tersebut diduga kurang setuju dengan status Echa Tampubolon sebagai janda anak satu. “Korban ini janda, memiliki anak satu. Sudah mau menikah korban ini sama si Ginting bulan 12 ini ternyata diundur entah masalah apa,” kata Novi Simatupang.

Meski memiliki seorang anak, Echa disebut tinggal sendirian, bukan sama anaknya. Namun pihak indekos mengetahui adanya tamu yang kerap datang ke indekos korban mulai dari adik, teman-temannya, hingga pacar.

Kata Novi, korban baru tinggal di indekos tersebut selama hampir dua bulan. Pengakuan korban ia bekerja sebagai pedagang pakaian online. “Belum ada dua bulan korban tinggal di sini. Dia menyewa kamar sendirian, katanya jualan pakaian online. Cuma ada teman, keluarganya kadang datang.”

Hasil otopsi, Echa Tampubolon dibunuh dan disetubuhi

Echa Tampubolon (32) ditemukan tewas mengenaskan di kamar kosnya di Jalan Pelajar, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Sumatera Utara.

Pihak Polrestabes Medan telah mendapatkan hasil autopsi jenazah korban, Senin (4/12/2023).

Menurut Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Teuku Fathir Mustafa, bahwa korban, wanita asal Balige, Kebupaten Toba itu, meninggal dunia lantaran dibunuh.

“Iya benar, yang bersangkutan merupakan korban pembunuhan,” kata Kompol Fathir kepada Tribun-medan.com, Senin (4/12/2023).

Dikatakannya, dari hasil autopsi yang diterima oleh pihaknya terungkap bahwa, korban sempat disetubuhi oleh pelaku sebelum dibunuh.

“Korban sebelum dibunuh sempat disetubuhi,”bebernya.

Lebih lanjut, Fathir menyampaikan bahwa saat ini polisi masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap siapa pelakunya.

“Tim gabungan di bentuk untuk percepatan pengungkapan kasus ini,” ucapnya.

Kronologi penemuan jasad Echa Tampubolon

Sebelumnya, seorang wanita ditemukan tewas di kamarnya kosnya yang terletak di Jalan Pelajar, Kecamatan Medan Kota.

Korban diketahui bernama Echa Boru Tampubolon (32) yang merupakan warga Kecamatan Balige, Kabupaten Toba.

Menurut ayah korban, Piere Tampubolon, putrinya ini ditemukan tewas pertama kali oleh teman laki-lakinya, pada Kamis (30/11/2023) malam.

Awalnya, teman laki-lakinya korban ini menghubungi pihak keluarga yang pada saat itu sedang berada di Balige.

Teman korban mengabari kepada keluarga, dan menyampaikan kondisi korban yang sudah berada di rumah sakit.

“Tadi malam sekitar jam 23.00 WIB, saya dapat telpon dari temannya ngasih tahu bahwa si Echa lagi di rumah sakit,” kata Piere kepada Tribun-medan.com saat ditemui di Rumah Sakit Bhayangkara Medan.

Lalu dijelaskannya, beberapa menit berselang teman korban menyampaikan bahwa korban sudah meninggal dunia.

“Ada sekitar tiga menit nelpon, kawannya ini ngasih tahu bahwa Echa sudah meninggal dunia,” sebutnya.

Katanya, pihak keluarga yang mendengar kabar tersebut langsung berangkat menuju ke Medan untuk melihat korban.

Di tubuh korban ditemukan luka dan bekas lebam

Setelah meninggal dunia, korban pun dari Rumah Sakit Madani dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan.

Keluarga yang tiba ke Rumah Sakit Bhayangkara, langsung melihat kondisi korban dan ditemukan adanya bekas lebam di lehernya.

Keluarga menduga, bahwa luka lebam dileher itu merupakan bekas cekikan, dan di bagian wajah juga terdapat luka dan kakinya bengkok.

“Begitu korban meninggal, ada polisi nelpon minta izin agar jenazah diautopsi jadi kami izinkan,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengaku belum bisa menduga lebih jauh apakah korban meninggal dunia karena dibunuh atau tidak.

“Kalau sama aku nggak ada informasinya kenapa dia meninggal. Cuma memang ada luka di leher seperti bekas cekikan, kakinya juga semalam bengkok tapi sudah di luruskan,” bebernya.

Piere Tampubolon pun berharap, agar polisi dapat mengungkapkan kasus tewasnya korban yang dianggap janggal.

Saat ini, jasad korban sudah dibawa ke kampung halamannya di Balige oleh pihak keluarga untuk dimakamkan.

Sosok Echa (Echa) Tampubolon, dikutip dari berbagai sumber, ia diduga pernah menjadi office administrator di salah satu perusahaan distribusi sparepart otomotif.

Mengutip dari LinkedIn ia lulusan Sarjana Ekonomi dari salah satu Universitas swasta di Medan.

Echa Tampubolon anak ke-5 dari 6 bersaudara

Keluarga langsung ke Medan dari Balige Kabupaten Toba, untuk melihat Echa Tampubolon. Tampak keluarga sangat terpukul melihat nasib Echa yang merupakan anak ke 5 dari 6 bersaudara dari pasangan Pier Tampubolon dan Dame Br Naibaho itu.

Indra Tampubolon yang merupakan Abang dari korban di depan ruang Instalasi Forensik dan Medikolegal RS Bhayangkara, Jumat (1/12/2023), menyebutkan kabar meninggalnya korban tahunya dari teman pria atau pacar korban bernama Ari yang menelponkan. “Dia menelpon sekitar pukul 23.00 Wib, mengabarkan bahwa Echa telah tiada,” ucap Indra.

Mendapatkan kabar itu, Indra Tampubolon seakan tidak mempercayainya dan menutup perbincangan sambungan telepon dari Ari, pacar korban. Kemudian beralih menelpon ke HP adiknya, akan tetapi yang mengangkat telepon justru Ari karena berada di lokasi.

Karena jarak yang jauh, pihak keluarga di Balige menghubungi sanak keluarga di Medan. Dan dari situ diketahui ditubuh korban ada memar biru dan kaki menekuk serta lebam. Kemudian, pihak RS Madani meminta agar melaporkan hal ini kepada pihak Polsek Medan Kota, yang kemudian dibawa ke RS Bhayangkara.

Baca Juga : Nasib Echa Tampubolon Dibunuh dan Sempat Disetubuhi Pelaku di Kamar Kosnya di Jalan Pelajar Medan

Meski sesampai di Polsek Medan Kota dan bertemu Ari, ia tidak berbicara dengannya. Dan langsung ke RS Bhayangkara.

Dikatakan Indra, bahwa adiknya itu kesehariannya berjualan pakaian online. Bahkan, Piere Tampubolon yang merupakan ayah dari korban menyebutkan bahwa korban sempat meminta transferan uang untuk mengembangkan usaha jualan pakaian onlinenya. Keluarga memohon kepada Polrestabes Medan dan Polda Sumtut untuk menangkap para pelakunya.

 

Sumber : tribunnews.com

 

 

 

Ruangpers.com

Leave a Comment

Recent Posts

Viral Warga di Labuhanbatu Aksi Kubur Diri Tolak PKS Beroperasi

Labuhanbatu, Ruangpers.com - Satu video yang menunjukkan warga di Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara (Sumut) menggelar…

5 jam ago

Viral Aksi Heroik Driver Ojol Tangkap Pencuri Motor di Medan, Pelaku Dihajar Massa

Medan, Ruangpers.com – Video aksi heroik seorang pengemudi ojek online (ojol) di Kota Medan menangkap…

5 jam ago

Bus Pariwisata Tabrak 4 Pejalan Kaki di Toba, 2 Orang Tewas

Toba, Ruangpers.com - Satu bus pariwisata menabrak empat pejalan kaki di Kabupaten Toba, Sumatera Utara…

6 jam ago

Bupati Humbahas Sosialisasi Pengembangan Food Estate dan TSTH2

Humbahas, Ruangpers.com - Bupati Humbang Hasundutan, Dosmar Banjarnahor, SE, mensosialisasikan pengembangan Food Estate dan Taman…

6 jam ago

Pemkab Pakpak Bharat Serahkan Terima Hibah Pembangunan Jalan Aornakan-Pagianda-Watas NAD

Pakpak Bharat, Ruangpers.com - Kepala Dinas  Pekerjaan Umum, Tata Ruang dan Perhubungan (PUTR) Kabupaten Pakpak…

14 jam ago

Pakpak Bharat Raih WTP dari BPK atas Capaian Laporan Hasil Keuangan Tahun 2023

Pakpak Bharat, Ruangpers.com - Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat meraih Opini "Wajar Tanpa Pengecualian" (WTP) dari…

14 jam ago