Jakarta, Ruangpers.com – Game online menjadi sesuatu yang disukai oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Biasanya, game dijadikan pelarian untuk mendapatkan hiburan dan relaksasi bagi banyak orang.
Namun, dituliskan dalam laman EurekAlert, bermain game online secara berlebihan dapat menyebabkan kecanduan, perubahan mood, atau meningkatkan kekhawatiran. Efek negatif tersebut juga dapat menyebabkan kecemasan.
Kendati demikian, beberapa orang mendapati bahwa bermain game online memiliki dampak yang positif terhadap hubungan sosial mereka. Oleh sebab itu, terdapat sebuah studi yang mengindikasi pentingnya konektivitas sosial dan dukungan bagi pemain game online.
Studi Dampak Game Online Terhadap Hubungan Sosial
Studi ini dilakukan oleh Tyler Prochnow, PhD, dan Megan Patterson, PhD, dari Departemen Health Behavior di Texas A&M University School of Public Health, dan rekan-rekan dari University of North Carolina dan Baylor University.
Mereka kemudian melakukan analisis jejaring sosial untuk memeriksa struktur sosial dari sebuah situs game online dalam dua titik waktu. Tujuannya ialah untuk melihat bagaimana hubungan sosial dipengaruhi oleh dukungan sosial, rasa memiliki komunitas, dan gejala depresi.
Penelitian ini dilakukan pada jaringan sosial yang terdiri atas anggota situs game simulasi sepak bola online. Survei yang dilakukan kepada anggota diberikan pada awal dan akhir musim game.
Permainan tersebut memberikan pemain peran sebagai pelatih kepala sebuah tim sepak bola dan bersaing dengan anggota lain dalam kurun waktu 10 bulan. Anggota dapat berkomunikasi langsung satu sama lain melalui forum situs, obrolan, dan pesan langsung.
“Kami ingin menampilkan pembangunan komunitas dan hubungan informal yang terbangun melalui pengaturan online ini,” ujar Prochnow.
Ia juga menambahkan banyak orang merasa memiliki rasa memiliki komunitas, dukungan sosial, dan kenyamanan melalui game online. Oleh sebab itu, ia dan rekannya merasa perlu untuk mengukur konektivitas ini dan memupuknya untuk meningkatkan kesehatan mental pada era digital.
Pada awal musim, terdapat 37 responden yang merespon survei, sedangkan pada akhir musim terdapat 40 responden yang merespon. Diketahui, terdapat 30 responden yang mewakili dua lini waktu tersebut.
Data yang dikumpulkan ialah terkait usia, jenis kelamin, faktor demografi, dan jumlah jam yang dihabiskan anggota di situs game tersebut atau bermain game video lainnya.
Selain itu, responden juga menjawab pertanyaan survei terkait gejala depresi dan kemampuan untuk berbicara dengan seseorang terkait masalah mereka.
Peneliti kemudian meminta responden untuk turut menyebutkan orang-orang dalam kehidupan nyata atau dalam situs game yang dapat mereka ajak berdiskusi terkait masalah penting yang mereka alami.
Hasilnya: Jejaring Sosial Pada Game Online Dapat Mengatasi Stres
Melalui penelitian ini, ditemukan hubungan antara kekuatan jaringan sosial dan depresi. Pasalnya, jaringan sosial yang kuat dapat memberi kesempatan yang lebih besar dalam mendapatkan dukungan.
Diketahui, jaringan sosial informal seperti yang terdapat dalam game online, memiliki peranan penting dalam mengatasi stres dan mencari bantuan formal akan kecemasan atau depresi.
Penelitian ini juga dikombinasikan dengan penelitian yang mengungkapkan bahwa orang-orang mencari bantuan pada jejaring sosial dalam situasi sulit. Pengombinasian ini ditujukan untuk menambah relevansi dalam studi ini.
Ditemukan dalam studi, dukungan sosial, rasa memiliki terhadap komunitas, dan gejala depresi berperan dalam perubahan struktur sosial game dari waktu ke waktu.
Para peneliti juga mengamati lebih banyak orang yang melaporkan mendapat dukungan dalam jejaring sosial dibandingkan kehidupan nyata. Hal itu menyebabkan dalam jejaring sosial lebih memungkinkan untuk mencari bantuan dari anggota lain.
Kemudian, ditemukan pula bahwa hubungan komunikasi lebih mungkin terbentuk ketika komunikasi direspon atau melibatkan kelompok individu.
Selain itu, pada pemain yang menghabiskan lebih banyak waktu di situs dan memiliki rasa memiliki lebih memungkinkan untuk memiliki ikatan komunikasi. Responden ini juga kemungkinan lebih merasa nyaman untuk melakukan percakapan terkait masalah kehidupan nyata.
Hal itu menunjukkan pentingnya rasa memiliki komunitas dalam situs game online. Kendati demikian, komunitas ini juga memiliki beberapa kelemahan, seperti menjadi ruang penanaman politik dan ideologi.
Studi ini juga mendapati anggota yang memiliki dukungan di kehidupan nyata, memiliki kemungkinan lebih sedikit untuk membentuk ikatan komunikasi. Namun, responden jenis ini dilaporkan memiliki gejala depresi yang lebih besar. Diperkirakan terjadi karena kurang memiliki ikatan komunikasi.
Hal tersebut menandakan adanya kebutuhan akan lebih banyaknya dukungan formal bagi mereka yang mengalami gejala depresi. Dukungan ini termasuk opsi perawatan kesehatan mental.
Temuan dalam studi ini memperkuat hasil dari penelitian terkait hubungan antara kesehatan mental, dukungan sosial, dan game online. Selain itu, studi ini juga menunjukkan perlunya penelitian lebih lanjut mengenai hubungan yang kompleks dalam bidang ini.
Sumber : detik.com