Jembatan Aek Tano Ponggol, Ikon Pulau Samosir Mengusung Filosofi Batak

Samosir, Ruangpers.com – Pulau Samosir merupakan sebuah pulau kecil yang berada di tengah Danau Toba, Sumatera Utara. Jembatan Aek Tano Ponggol kini menjadi ikon Samosir yang mengusung filosofis suku Batak.

Jembatan Aek Tano Ponggol terletak di Siogung-ogung, Pangururan, Samosir, Sumatera Utara. Jembatan ini diresmikan pada tanggal 25 Agustus 2023.

Dilansir dari laman resmi Kementerian PUPR, pembangunan Jembatan Aek Tano Ponggol mengusung filosofis suku Batak yakni Dalihan Na Tolu. Filosofis ini disimbolkan dalam bentuk tungku berkaki tiga yang dapat dilihat pada konstruksi jembatan.

Jembatan Aek Tano Ponggol dibangun sepanjang 1,2 kilometer dan lebar 80 meter. Jembatan ini memiliki tiga bentang, bentang utamanya sepanjang 99 meter dan lebar 8 meter.

Dikutip dari Jurnal Universitas HKBP Nommensen berjudul Analisis Produktivitas Tenaga Kerja Pada Pembangunan Jembatan Tano Ponggol Pangururan Kabupaten Samosir oleh DF Manullang, Tano Ponggol menjadi saksi penjajahan Kolonial Belanda di tanah Batak. Dulunya Pulau Samosir menyatu dengan Sumatera sebelum penjajahan Hindia Belanda dan belum ada sebutan Pulau.

Pada tahun 1905 Pemerintah Hindia Belanda melakukan kerja paksa untuk membuat terusan sepanjang 1,5 kilometer dari ujung Tajur sampai Sitanggang bau. Kerja paksa tersebut menyebabkan terpisahnya Samosir dengan Sumatera sehingga disebut Pulau Samosir.

Terusan yang menghubungkan Sumatera dengan Pulau Samosir dinamai Jembatan Tano Ponggol. Hingga saat ini jembatan tersebut satu-satunya akses darat menuju Pulau Samosir.

Hadirnya Jembatan Aek Tano Ponggol kini menjadi ikon di Kabupaten Samosir dan menjadi daya tarik wisatawan. Kapal-kapal yang beroperasi di Danau Toba dapat melintas dibawah jembatan ini.

Keindahan pemandangan Danau Toba dari atas Jembatan Aek Tano Ponggol berhasil menarik perhatian wisatawan. Setelah diresmikan, kini Jembatan Aek Tano Ponggol mulai ramai dikunjungi oleh masyarakat.

Sumber : detik.com