Medan, Ruangpers.com – Tortor kreasi Batik Humbahas (Humbang Hasundutan) ditampilkan dalam acara SFW (Sumut Fashion Week) 2023, di Sun Plaza Medan, Sabtu (18/11/2023).
Tari atau Tortor yang diperagakan Sanggar Seni Maduma ini terinspirasi dari wanita-wanita Humbahas yang kreatif dalam mengolah kain dalam seni kriya.
Secara koreografi tarian batik Humbahas ini menggambarkan kegiatan membatik dengan dipadukan dengan gerakan-gerakan tortor batak yg dikreasikan.
Gerakan membuat sketsa batik dan dengan mewarnai menggunakan alat canting, serta mengeringkan kain dengan dijemur.
Koregrafer tari ini diciptakan Hestyoni Lase dan penata musik adalah Christopel Hutahaean (band Seraphiim).
SFW 2023 yang berlangsung selama 5 hari itu (15-19 Nopember 2023) diikuti lebih dari 63 desainer lokal, termasuk dari luar Sumatera Utara.
Kabupaten Humbahas pun ikut ambil bagian dalam kegiatan tersebut.
Hadir dalam SFW itu, Ketua Dekranasda Humbahas, Ny Lidia Dosmar Banjarnahor, Ketua Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Sumut, Yuni Pohan dan lainnya.
Talkshow juga digelar dari AA Clinic With Dr Maya Safriana Lubis Mbiomed (AAM) dengan topik “Face Counturing membantu menyamarkan sign aging ? Bagaimana manfaat dan factor resikonya ?”. Termasuk Talkshow desainer asal Jakarta Musa Widyatmodjo dengan judul “Komersialisasi Karya Kreatifitas Fashion”.
Pj Gubernur Sumut, Hassanudin saat membuka SFW, Rabu (15/11/2023) lalu, mengatakan, sangat mendukung industri kreatif Sumut terus berkembang, sehingga semakin dikenal di pasar internasionl.
Sebab Sumut yang dikenal kaya akan seni kriya terutama kain berpotensi besar untuk punya pasar bagus di dunia internasional. Karena itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut akan terus mendukung pengembangan kriya Sumut.
”Kita akan dukung melalui kebijakan-kebijakan yang membantu industri kreatif kita lebih berkembang lagi, karena industri kreatif pengaruhnya cukup besar menopang ekonomi kita. Industri kreatif terus berinovasi dalam mengembangkan karya-karyanya termasuk berinovasi untuk pemasaran. Ini dibutuhkan agar produk-produk kriya, terutama fesyen menarik perhatian di dalam dan luar negeri. Seperti saat ini, produk-produk hasil inovasi yang luar biasa bagusnya, tetap mempertahankan instrumen utama budaya kita, tetapi tetap modern, teruslah berinovasi,” tambah Hassanudin.
(rel)