Internasional

Badai COVID-19 China: Rak Apotek Kosong, RS Penuh, Krematorium Kewalahan

Jakarta, Ruangpers.com – China menghadapi gelombang COVID-19 Omicron yang diprediksi berlangsung hingga beberapa bulan mendatang. Kondisi makin mengkhawatirkan saat setengah juta orang di satu kota China terinfeksi COVID-19 setiap hari.

Pejabat kesehatan senior dalam wawancaranya bersama Reuters, menyebut pemerintah tidak benar-benar melaporkan apa yang terjadi di lapangan dalam statistik secara resmi. Kewalahan China dihadang Omicron adalah buntut dari kebijakan zero COVID-19.

Saat pemerintah mencabut aturan itu, banyak warga yang belum memiliki ‘kekebalan’ atau antibodi COVID-19 pasca infeksi maupun vaksinasi. ‘Benteng’ yang selama ini dijaga ketat, pada akhirnya ‘bobol’.

Kota-kota di seluruh bagian China telah berjuang untuk mengatasi lonjakan infeksi COVID-19 yang membuat rak apotek kosong, bangsal rumah sakit penuh, dan tampaknya menyebabkan penumpukan di krematorium dan rumah duka.

Lagi-lagi masalah data COVID-19 China juga dipertanyakan lantaran kewajiban tes COVID-19 dihapus, tidak adapula tes massal.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Sebuah outlet berita setempat melaporkan kepala kesehatan kota mencatat kasus infeksi COVID-19 antara 490 hingga 530 ribu kasus COVID-19 baru setiap hari.

Jauh berbeda dengan catatan pemerintah secara resmi. Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan pada hari Sabtu ada 4.103 infeksi baru secara nasional pada hari sebelumnya, tanpa kematian baru.

Di Shandong, provinsi tempat Qingdao berada, pihak berwenang secara resmi hanya mencatat 31 kasus domestik baru. Pemerintah China menjaga ketat media negara itu, dengan legiun sensor online untuk menghapus konten yang dianggap sensitif secara politik.

Sebagian besar publikasi yang dikelola pemerintah telah meremehkan parahnya gelombang keluar negara itu, alih-alih menggambarkan pembalikan kebijakan sebagai hal yang logis dan terkendali. Namun, beberapa media setempat tetap mengisyaratkan kekurangan obat dan rumah sakit di bawah tekanan.

Pemerintah provinsi Jiangxi timur mengatakan dalam posting media sosial hari Jumat bahwa 80 persen populasinya, setara dengan sekitar 36 juta orang – akan terinfeksi pada bulan Maret.

Lebih dari 18.000 pasien COVID-19 telah dirawat di institusi medis besar di provinsi tersebut dalam dua minggu hingga Kamis, termasuk hampir 500 kasus parah tetapi tidak ada kematian, kata pernyataan itu.

 

Sumber : detik.com

 

Ruangpers.com

Leave a Comment

Recent Posts

Anggota DPR Sedih Lihat Alumni IPDN Jadi Ajudan-Bawa Sepatu Bupati

Jakarta, Ruangpers.com - Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Junimart Girsang mengungkapkan terdapat sejumlah kepala…

3 jam ago

Terkait Pembebasan Lahan, Bupati Simalungun Lakukan Pertemuan dengan PT Lonsum

Simalungun, Ruangpers.com - Terkait dengan pelepasan lahan di atas lahan HGU (Hak Guna Usaha) PT…

3 jam ago

Pria di Aceh Diciduk saat Lansir 300 Kg Ganja, Ngaku Diupah Rp 50 Ribu Perkilo

Banda Aceh, Ruangpers.com - Seorang pria asal Bener Meriah, Aceh, AM (35) ditangkap polisi karena…

3 jam ago

Emak-emak di Asahan Blokir Jalan, Protes Jalan Rusak dan Berdebu

Asahan, Ruangpers.com - Puluhan warga didominasi oleh emak-emak di desa Gedangan, Kecamatan Pulo Bandring, Kabupaten…

4 jam ago

Patroli Perintis Presisi Polres Simalungun Berhasil Jaga Keamanan Wilayah dan Kelancaran Persidangan

Simalungun, Ruangpers.com - Satuan Samapta Polres Simalungun melancarkan serangkaian kegiatan patroli dan pengamanan yang bertujuan…

14 jam ago

Pemkab Humbahas, KPPBC TMP C Sibolga dan Polres Sosialisasi Pemberantasan Peredaran Rokok Ilegal

Humbahas, Ruangpers.com - Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan (Pemkab Humbahas), melalui Dinas Koperasi dan Tenaga Kerja…

14 jam ago