Madina, Ruangpers.com – Dua sapi warga di Desa Gunung Tua Muara Soro (MS), Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara (Sumut) ditemukan mati mengenaskan, Jumat (28/7/2023). Satu lainnya masih belum ditemukan.
Diduga sapi itu diserang harimau Sumatera. Pemilik ternak, Somad mengatakan ada tiga sapinya yang hilang. Namun, dua sapi sudah ditemukan mati di areal perkebunan karet milik warga.
“Begitu tiba di lokasi, saya pun kaget luar biasa melihat hewan sapi peliharaan hilang tiga ekor, lalu saya memberitahu dan mengajak adik saya Abdul Wahab untuk mencari ternak itu setelah satu jam pencarian kami berdua menemukan satu ekor ternak sapi sudah mati dengan luka dibagian leher dan dibagian ekor sapi itu,” Kata Somad, Jumat (27/07/2023).
Jejak Kaki Harimau Sumatera Somad dengan warga melihat banyak jejak binatang buas diduga harimau Sumatera di lokasi penemuan sapi.
Tidak berselang lama, penemuan hewan ternak mati dilaporkan kepada kepala desa dan diteruskan ke Polsek dan Ramil 14 Kotanopan.
Personel Polsek Kotanopan dan Koramil 14 Kotanopan dibantu masyarakat langsung turun ke lokasi sekitar 2 km dari perkampungan untuk memastikan kejadian tersebut. Setelah dilakukan pencarian, kembali ditemukan satu sapi lagi sudah mati dengan bekas luka yang sama di bagian leher dan punggung.
“Jadi jumlah sapi ditemukan dua ekor, sedangkan satu ekor belum ditemukan, apakah sapi ini masih hidup atau mati,” katanya.
Untuk menghindari hal tidak diinginkan, Somad dibantu masyarakat memindahkan dan mengamankan kelima ekor sapinya yang masih hidup ke tempat dianggap aman di sekitaran Desa Gunungtua.
Sementara itu, pejabat (Pj) Kepala Desa Gunungtua MS Bahren Daulay membenarkan dua ekor sapi peliharaan warganya mati. Dia memastikan telah melaporkan ke Badan Konserpasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Padangsidimpuan.
“Pihak Polsek dan personel Kiramil 14 Kotanopan dibantu aparat desa serta masyarakat turun ke lapangan memastikan jejak harimau berkeliaran di kebun warga. Informasi ini sudah kita teruskan ke pihak TNBG dan BKSDA Padangsidempuan,” katanya.
Bahren juga mengimbau warga tidak melakukan aktivitas di hutan sambil menunggu turunnya pihak Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) dan BKSDA ke lapangan.
Dia juga berharap atas kemunculan binatang buas itu bisa dimusyawarahkan secara bersama-sama untuk menangani dan mencari solusinya.
Sumber : iNews.id