Gunung Sitoli, Ruangpers.com – Anugrah Zendrato (26) ditangkap karena diduga membunuh pedagang telur bernama Eddy Sofyan di Kota Gunung Sitoli, Sumatera Utara (Sumut). Pembunuhan itu dilakukan Anugrah karena kepergok mencuri di toko korban. Begini kronologi pembunuhan sadis tersebut.
Kapolres Nias AKBP Luthfi mengatakan pencurian yang dilakukan Anugrah memang sudah direncanakan. Ppada Sabtu (2/12/2023) pagi saat pelaku hendak berangkat ke tempat kerjanya di perusahaan leasing yang rukonya bersebelahan dengan toko korban, pelaku sudah membawa sebuah parang pemotong daging di dalam jok sepeda motornya. Alat itulah yang digunakan pelaku untuk menghabisi nyawa korban.
“Kemudian, sekira pukul 07.20 WIB, pelaku tiba di kantor dan memarkirkan sepeda motornya di teras kantor tersebut, dengan posisi sebilah parang masih tetap berada di dalam jok sepeda motornya,” kata Luthfi, Senin (4/12).
Lalu, sekira pukul 19.09 WIB pelaku masuk dan membuka pintu toko milik korban. Saat itu, korban tengah berada di dekat meja kasir.
Awalnya, pelaku berpura-pura menanyakan harga telur yang ada di samping kanan mobil pikap yang terparkir di dalam toko itu. Kemudian, korban menghampiri pelaku dan berdiri di antara tumpukan telur tersebut sambil menjelaskan harga telur yang ditanya pelaku.
Saat korban mendekat, pelaku langsung mengambil sajam yang telah diletakkannya di pinggangnya. Korban yang melihat aksi pelaku langsung berupaya melakukan perlawanan dengan menendang dada pelaku.
“Pada saat bersamaan, pelaku juga menebas kepala korban menggunakan parang yang ada di tangannya. Kemudian, korban berusaha memeluk pelaku, sehingga mereka terjatuh di tumpukan telur yang membuat mereka masuk ke dalam kolong mobil L-300,” jelasnya.
Setelah itu, korban pun berusaha untuk merebut parang yang berada di tangan pelaku. Aksi korban itu membuat jari telunjuk pelaku tersayat. Akibatnya, pelaku kembali membacok tubuh korban berkali-kali.
Korban sempat berupaya meminta pertolongan. Pelaku pun panik hingga akhirnya pergi menutup pintu toko korban. Setelah itu, pelaku menghabisi nyawa korban.
“Lalu, pelaku menarik badan korban ke dekat meja kasir dan pelaku mengambil uang milik korban di dalam laci meja kasir dan memasukkan ke dalam kantongan plastik yang diambil di atas meja kasir,” sebutnya.
Setelah mencuri dan menghabisi nyawa korban, pelaku pun berniat melarikan diri dari pintu belakang toko. Namun, saat itu, pintu tersebut dalam kondisi terkunci.
Alhasil, pelaku naik ke lantai dua untuk mencari jalan keluar. Namun, lagi-lagi, pintu tersebut dalam keadaan terkunci. Pada akhirnya, pelaku memutuskan untuk keluar dari pintu depan sembari membawa parang dan uang yang dicurinya.
Kemudian, pelaku kembali masuk ke dalam kantornya dan menuju pintu bagian belakang untuk membuang parang tersebut ke laut.
“Selanjutnya, pelaku kembali masuk ke dalam kantor dan membersihkan diri dan pakaian dari bercak darah korban di kamar mandi kantor tersebut. Lalu sekira pukul 19.40 WIB pelaku kembali menghidupkan seluruh CCTV di kantor tersebut dan menunggu rekannya datang untuk melanjutkan piket jaga kantor. Kemudian, sekira pukul 20.00 WIB, temannya datang dan pelaku pergi meninggalkan kantor untuk pulang ke rumah,” ujarnya.
Perwira menengah Polri itu menyebut Anugrah merupakan seorang sekuriti di perusahaan leasing di sebelah toko korban.
“Dia (pelaku) kerja di sebelah TKP, sekuriti,” kata Luthfi.
Luthfi mengatakan pelaku memang sudah merencanakan pencurian tersebut. Agar aksinya tidak ketahuan, pelaku sempat mematikan CCTV di kantornya dan kembali menghidupkannya setelah menghabisi nyawa korban.
“Makanya dia sudah merencanakan, CCTV dimatikan karena kalau enggak dimatikan dia akan ketahuan. Jadi, listriknya dimatikan, makanya CCTV enggak berfungsi,” ujarnya.
Dia menyebut setelah jasad korban ditemukan, pelaku sempat mendatangi lokasi karena dipanggil oleh pihak kepolisian untuk dimintai keterangan. Namun, saat itu, pihak kepolisian belum mencurigai bahwa Anugrah lah pelaku pembunuhan itu.
Petugas awalnya hanya ingin meminta keterangan pelaku. Sebab, saat kejadian, pelaku lah yang tengah bekerja di PT Adira Finance itu.
“Pada saat malam kejadian pun kami panggil, ada di TKP dia (pelaku). Kami interogasi, tapi kami belum ada kecurigaan kepada yang bersangkutan (pelaku). Kami panggil, minta tolong bosnya, karena sekuriti yang ada kan hanya satu yang shift malam, kita tanya shift pagi di mana, oh sudah pulang,” jelasnya.
Luthfi menyebut ada beberapa CCTV yang tidak aktif di sekitaran lokasi. Namun, pada akhirnya, ada sebuah CCTV yang berada cukup jauh, tetapi masih mengarah ke lokasi kejadian. Dalam CCTV itu terlihat bahwa pelaku sempat keluar masuk toko korban.
“Kami kesulitan untuk mencari CCTV rupanya ada CCTV, tapi enggak aktif, baru ternyata ada CCTV yang mengarah ke situ, agak jauh dari TKP, tapi sampai nangkap ke situ (lokasi), dari situlah kami lihat ada yang masuk dan keluar ke TKP dari kantor sebelah itu, makanya kami hubungi lagi (pelaku), di situlah baru mulai (terungkap),” ujarnya.
Dia mengatakan awalnya Anugrah tidak mengakui perbuatannya itu. Namun, selang beberapa waktu pelaku akhirnya mengakui perbuatannya.
“Awalnya enggak ngaku dia, baru akhirnya mengakui,” sebutnya.
Ada sejumlah uang yang diambil oleh pelaku dari korban. Sejauh ini pihaknya masih mendalami apakah ada pelaku lain dalam kasus tersebut.
“Uang yang kami amankan Rp 300-an (ribu) uang rupiah, ada ringgitnya juga, RM 86. Sementara itu yang kami pastikan (pelaku), ini mau kita kembangkan apa ada yang membantu dia,” pungkas Luthfi.
Sumber : detik.com