Jakarta, Ruangpers.com – Rabies merupakan salah satu penyakit mematikan yang harus diwaspadai masyarakat. Penyakit ini paling sering disebabkan oleh gigitan hewan peliharaan seperti anjing.
Menurut Kementerian Kesehatan, kasus rabies di Indonesia sempat mengalami kenaikan pada tahun 2022. Hal tersebut terkait masa pandemi COVID-19 yang terjadi di Indonesia mengakibatkan tersendatnya vaksinasi pada hewan.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi ada beberapa hal yang bisa dilakukan masyarakat untuk pertolongan pertama ketika digigit hewan yang berisiko menyebabkan rabies. Berikut langkah-langkah yang harus dilakukan:
– Segera cuci luka dengan air mengalir dan sabun/detergen selama 15 menit
– Gunakan antiseptik dan sejenisnya
– Pergi ke fasilitas kesehatan untuk pencucian luka kedua
– Pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR) dan Serum Anti Rabies (SAR) sesuai indikasi.
Imran Pambudi mengatakan bahwa pemeriksaan di fasilitas kesehatan pada orang yang mengalami gigitan anjing harus segera dilakukan. Ia menambahkan bahwa banyak kasus kematian disebabkan rabies terjadi karena terlambatnya penanganan dari tenaga kesehatan.
“Sebagian besar kematian-kematian akibat rabies itu disebabkan karena terlambat dibawa ke fasilitas kesehatan. Mereka merasa hanya gigitan kecil dan tidak berdarah, sehingga mereka datang ke Faskes sudah pada kondisi parah, seringnya itu di atas 1 bulan setelah digigit,” kata Imran.
“Artinya kalau sudah satu bulan otomatis kita tidak tahu lagi hewannya seperti apa, dan rata-rata mereka baru panik pergi ke faskes setelah tahu anjing yang menggigitnya itu mati. Jadi yang harus dilakukan jika digigit anjing yang pertama adalah harus segera mungkin pergi ke faskes untuk dilakukan uji luka,” sambungnya.
Imran menjelaskan bahwa tingkat keparahan gigitan hewan rabies tergantung pada lokasi gigitan hewan. Ia mengatakan semakin dekat gigitan dengan saraf, maka akan semakin berbahaya dampaknya.
“Prinsipnya, itu kalau lokasi gigitan semakin dekat dengan saraf, maka prognosisnya lebih buruk karena dia akan cepat sampai saraf, seperti otak atau bagian kepala,” pungkasnya.
Selain itu, ia juga menambahkan kasus rabies di Indonesia paling banyak terjadi pada anak-anak.
“Yang meninggal kebanyakan anak kecil, karena kalau digigit anjing itu langsung (di area) kena kepalanya. Kalau yang dewasa itu biasanya masih punya waktu untuk penanganannya,” pungkasnya.
Sumber : detik.com