Medan, Ruangpers.com – Sebagai seorang ayah, Samuel Hutabarat tak percaya anaknya, Brigadir J sudah melecehkan istri Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
Akhirnya ayah Brigadir J curiga juga bahwa kematian anaknya memang penuh kejanggalan.
Samuel Hutabarat sungguh tak percaya anaknya, Brigadir J sudah melecehkan istri Kadiv Propam.
Apalagi Irjen Ferdy Sambo dan istrinya ini merupakan atasan Brigadir J.
Maka dari itu, ayah Brigadir J tak percaya putranya nekat melakukan aksi asusila.
Ditambah lagi, Brigadir J ini sudah punya kekasih dan akan segera menikah.
Ayah korban awalnya menceritakan kronologi penembakan yang tewaskan Brigadir J berdasarkan keterangan dari polisi
Mengutip keterangan polisi, ayah menyebut kalau Brigadir J, serta keluarga Irjen Ferdy Sambo ini baru bertugas di Magelang.
Sepulang dari Magelang, mereka harus isolasi di rumah dinas.
Namun saat istri Kadiv Propam Polri sedang istirahat di kamar, tiba-tiba Brigadir J atau Brigpol Nofriansyah Yosua ini disebutkan merangsek masuk kamar.
Melihat istri Irjen Ferdy Sambo, diduga Brigadir J tak kuat menahan nafsunya.
Sambil bawa senjata, Brigadir J disebutkan mengancam istri Kadiv Propam Polri saat akan lakukan pelecehan seksual.
“Ibu Putri (istri Irjen Ferdy Sambo) ini kemudian istirahat di kamar utama. Dalam keadaan beristirahat ini, disebutkan pakaian ibu ini pakai celana pendek, kaus oblong.
Terus tiba-tiba katanya anak kita, almarhum Nofriansyah Yosua ini masuk ke kamar ibu, ke kamar utama. Menenteng senjata dan langsung menodong ibu.
Setelah menodong, katanya anak kita itu imbul birahi,” papar Samuel mengutip keterangan polisi, dilansir dari Youtube TVOne News, Selasa (12/7/2022).
Diancam seperti itu, istr Kadiv Propam polri pun berteriak dan datanglah Bharada E menolong istri Irjen Ferdy Sambo.
Aksi baku tembak pun terjadi antara Brigadir J dan Bharada E.
Akibatnya, Brigadir J ini terkena 7 lontaran peluru dan tewas seketika.
Mengetahui kronologi kejadian versi polisi, ayah Brigadir J pun heran dan merasa janggal.
Jika benar anaknya melakukan pelecehan pada istri Irjen Ferdy Sambo, ayah Brigadir J minta bukti CCTV.
Menurutnya, rekaman CCTV ini bisa jadi bukti utama untuk membuktikan siapa yang salah.
“Di rumah dinas kan ada CCTV. Itulah saksi utama,” ungkap ayah Brigadir J.
Namun, ketika diminta untuk menunjukkan rekaman CCTV, polisi malah menyebut tidak ada.
Hal itu pun menuai kejanggalan dari Samuel Hutabarat selaku ayah Brigadir J.
“Tidak ada CCTV. Janggal sekali. Setahu saya safety di rumah jenderal itu ketat lho. Jangankan CCTV, pengawal saja ada 1-2 orang,” ungkapnya.
Disebutkan polisi juga, di beberapa sudut rumah sang jenderal itu ada CCTV.
Namun entah kenapa di depan kamar istri Irjen Ferdy Sambo malah tidak ada.
Ayah Brigadir J makin curiga.
“Bukan tidak ada CCTV, di tempat lain ada. Tapi di depan kamar ibu Putri tidak ada. Kan aneh. Masa di depan kamar utama istri seorang jenderal tidak ada CCTV,” paparnya.
Ditegaskan ayah Brigadir J, kejanggalan yang diungkapkannya ini berharap diusut untuk membongkar fakta yang sebenarnya.
“Maksud saya bukan apa-apa, tapi biar membuktikan sejujur-jujurnya persoalan ini,” tegas Samuel.
Tak hanya itu, ayah Brigadir J juga mencurigai soal siapa yang menembak duluan antara putranya, atau Bharada E.
Ditambah lagi, ketika tahu Bharada E sama sekali tidak terluka.
Padahal Bharada E menjadi orang pertama yang ditembak terlebih dulu oleh Brigadir J.
“Saya tanya ke Pak Hendra, yang duluan nembak siapa? ‘Almarhum’. Terus apa yang kena sama Bharada E, katanya tidak ada yang kena.
Katanya Bharada E ini berlindung di tangga. Terus Bharada E terakhir menembak dan langsung kena anak kita”
“Jadi posisi jarak 5-7 meter. Sedangkan anak kita yang duluan yang nembak masa tidak kena (Bharada W),” ucapnya.
“Anak kita jauh lebih senior dari dia. Anak kita pendidikan di Brimob, sudah terlatih.
Sedangkan yang menembak lebih dulu kan anak kita. Yang janggalnya itu kenapa gak kena,” pungkasnya.
Mengenai tindak lanjut untuk kasus ini, ayah Brigadir J kebingungan harus mengadu kemana.
Baca Juga : Jumat Kelabu di Rumah Jenderal, Kekasih Menangis Histeris di Kediaman Brigadir Yosua
“Kalau kami ke Jakarta, makan aja buat sehari-hari aja ya beginilah,” ucapnya.
Ia pun berharap agar keadilan segera ditegakka untuk anaknya.
“Saya harap, hanya keadilan, seadil-adilnya lah,” tandasnya.
Sumber : tribunnews.com