Medan, Ruangpers.com – Pria di Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut), Gilang Prasetya (21) menyerahkan diri ke polisi usai menusuk abang tirinya, Panji Satria (33) hingga tewas. Gilang menyebut alasan dirinya menyerahkan diri karena teringat wajah ibunya.
“Demi mamakku tersayang, aku menyerahkan diri, terbayang-bayang wajah dia dan keponakan yang awak sayangi juga,” kata Gilang saat diwawancarai di Polsek Helvetia, Senin (6/5/2024).
Gilang menyebut cekcok antara dia dan abangnya itu dipicu karena abangnya tidak mau bergantian untuk mengatur lalu lintas di depan RS Hermina, Kecamatan Medan Helvetia tersebut. Padahal, menurutnya, abangnya sudah mengatur lalu lintas itu sejak siang.
Lalu, saat dirinya datang dan meminta bergantian pada malam harinya, dia menyebut abangnya menolak.
“Gara-gara ngatur jalan. Awak baru ngatur, dia sudah ngatur dari siang, sore sampai malam. Jadi, dari penghasilan dari situ dapat Rp 300 ribu satu hari,” sebutnya.
Gilang mengaku tidak berniat untuk menusuk abangnya hingga tewas. Namun, sayangnya, gunting yang diayunkannya ke arah abangnya mengenai bagian leher hingga membuat korban tewas.
“Kalau niat mau tikam nggak ada, cuma kalau secara tidak sengaja tertusuk lehernya. Ada penyesalan,” kata Gilang.
Kapolsek Helvetia Kompol Alex Piliang menyebut motif pembunuhan itu adalah karena permasalahan pengaturan lalu lintas. Perwira menengah polri itu menyebut korban dan pelaku ini merupakan Pak Ogah atau orang yang bisa mengatur lalu lintas di persimpangan.
“Motifnya ini ketersinggungan antara abang adik, masalah pengaturan lalu lintas,” kata Alex.
Atas perbuatannya, Gilang terancam hukuman 15 tahun penjara. “Untuk tersangka kita kenakan Pasal 338 KUHP subsider 351 Ayat 3. Ancaman hukuman 338 itu 15 tahun dan 351 itu tujuh tahun,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, polisi mengamankan Gilang Prasetya. Gilang telah melarikan diri dan lalu menyerahkan diri ke polisi sewaktu berada di Kota Bogor. Alex Piliang mengatakan pelaku membunuh korban pada Senin (22/4) sekira pukul 19.00 WIB.
“Si pelaku ini menusuk leher abang tirinya pakai gunting. Terus abangnya meninggal di RS Hermina dan sejak itu pelaku lari ke luar kota,” kata Alex kepada detikSumut, Minggu (5/5).
Terkait kronologi kejadian, Alex menjelaskan bahwa saat itu pelaku sedang mengatur jalan di depan RS Hermina. Korban datang dan menyuruh pelaku pergi dari lokasi itu. Sebab, korban hendak menjaga dan yang mengatur jalan.
Pelaku menolak karena mengaku baru saja datang dan belum mendapatkan uang. Keduanya pun bertengkar. Merasa geram, korban mengambil pisau dari tempat penjual bubur ayam untuk menusuk pelaku. Namun pelaku berhasil mengelak.
“Lalu, pelaku lari ke warung bakso dan mengambil gunting, lalu menusuk bagian kiri leher korban,” ucapnya.
Alhasil, korban lari ke RS Hermina untuk meminta pertolongan medis sedangkan pelaku melarikan diri. Mendapati korban meninggal dunia, pelaku pun lari ke luar kota.
Dia menjelaskan pelaku sempat ke Kota Pinang, Pekanbaru, Bukit Tinggi, Solok dan terakhir ke Bogor. Kemudian, pelaku menyerahkan diri ke polisi pada Sabtu (4/5).
“Jadi, semalam itu pelaku mendatangi Polresta Bogor Kota dan mengaku telah membunuh abangnya. Dari situ lah kami berkoordinasi dan menjemput pelaku di sana dan saat ini sudah di Kota Medan,” tutupnya.
Sumber : detik.com